Demokrat sebut pansus dibentuk untuk perbaiki kelemahan pilpres
Merdeka.com - Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarifuddin Hasan memberi dukungan penuh kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk Panitia Khusus Pemilu Presiden (Pansus Pilpres). Namun, dia membantah pembentukan pansus hanya untuk menggoyang posisi Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden terpilih.
"Ya dapat secara implisit kita sadari bahwa pelaksanaan pilpres adalah sukses, tapi ada juga kelemahan-kelemahannya, yang mungkin akan diperbaiki teman-teman DPR. Kuncinya adalah bagaimana ke depan. Mungkin penyempurnaan pilpres 2019. Kalau ada temuan lain, mungkin ada tapi saya tidak tahu polanya apa," aku Syarief di Kediaman SBY, Puri Cikeas, Bogor, Selasa (2/9).
Dia melanjutkan, langkah Demokrat untuk menjadi bagian dari Pansus Pilpres tidak bertabrakan dengan pernyataan SBY soal pelaksanaan demokrasi di Indonesia mendapat apresiasi internasional. Sebab, Demokrat menginginkan pemilu berikutnya lebih baik dari sebelumnya.
"Kita kan mau sempurna. Ada yang baik, baik sekali, ada yang excellent dan super excellent. Mungkin dari luar negeri katakan baik, tapi mungkin DPR katakan belum baik sekali. Nah ini penilaian kualitatif," paparnya.
Syarief membantah dugaan dari beberapa pihak yang menyebut pansus akan disalahgunakan untuk kepentingan politik. Menurutnya, keberadaan tim ini lebih kepada pengawasan terhadap program pemerintah oleh anggota DPR.
"Saya pikir disalahgunakan itu tidak. Inikan bagian dari pengawasan oleh anggota DPR terhadap program yang dilakukan pemerintah atau pun lembaga independen, jadi ini bagian dari pengawasan," tegasnya.
Ketika ditanya apakah Demokrat telah menemukan kelemahan selama berlangsungnya pemilu, Syarief menggelengkan kepalanya. "PD tidak melakukan investigasi karena ini kewenangan KPU. Tugasnya MK, dan DPR," ucapnya singkat.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004
Menurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaJika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting
Prabowo Subianto menjanjikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan sangat penting dan strategis.
Baca SelengkapnyaJika Menang Pilpres 2024, Prabowo Mengaku akan Rangkul Semua Kekuatan
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku bakal meniru jejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi bila memenangkan Pilpers 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sempat Berdoa Jokowi Tidak Ikut Turun Kampanye dan Memihak ke Satu Capres
Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca Selengkapnya