Demokrat ngaku jarang disumbang, dana kampanye terpakai Rp 307 M
Merdeka.com - Partai Demokrat resmi melaporkan akhir dana kampanye kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rp 309 miliar. Dalam laporan yang diberikan oleh Bendahara Umum Indrawati Sukadis, laporan keuangannya yang digunakan dalam Pileg 9 April lalu masih tersisa 2 Rp miliar.
"Pemasukan Kita Rp 309 miliar. Pengeluaran Rp 307," kata Indrawati saat melaporkan dana kampanye di Gedung KPU, Kamis (24/4).
Menurut Indrawati, dana tersebut terbilang kecil lantaran tak banyak orang yang mau menyumbang ke partainya.
"Sumber pemasukan dari caleg Rp 250 miliar. Caleg 250 orang yang serahkan laporan. Sumbangan badan usaha ada, tapi nggak banyak. Tahu sendiri orang takut menyumbang ke kita. Sumbangan hanya dari 3 badan usaha," ujarnya.
Sementara untuk penggunaan terbanyak, sambungnya lebih banyak digunakan untuk alat peraga kampanye. "Pengeluaran banyak untuk iklan Rp 33 miliar. Bendera, kaos, dan bola," tandasnya.
Hari ini merupakan batas akhir pelaporan dana kampanye para peserta pemilu setelah pemilihan umum 9 April lalu. Jika urung melaporkan dana akhir kampanye pada pukul 18.00 WIB, ancaman KPU para caleg yang terpilih akan dibatalkan keterpilihannya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaBerkas Dugaan Politik Uang Lengkap, Caleg Demokrat Diserahkan ke Kejari Makassar
Berkas Dugaan Politik Uang Lengkap, Caleg Demokrat Diserahkan ke Kejari Makassar
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Baca SelengkapnyaTidak Terima Proyeknya Dipalak, Dedi Mulyadi Sambangi Rumah Preman, Ending-nya Istrinya Diberi Uang Buat Modal
Politikus Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, kesal mengetahui pembangunan jembatan di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, diganggu preman.
Baca SelengkapnyaJK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnya'Kita Harus Rayakan Demokrasi dengan Damai Kedepankan Persaudaraan'
Berdemokrasi sehat berarti mengerti jika Pemilu sarana untuk bersatu bukan bermusuhan.
Baca Selengkapnya