Debat publik dua paslon Bupati Kediri kurang greget
Merdeka.com - Debat publik dua pasangan calon Bupati Kediri dr. Haryanti-Masykuri (Harmas) dan dr. Ari Purnomo Adi-Arifin Tafsir (AA) digelar KPU di Gedung Bagawanta Bhari, Kabupaten Kediri,
Selasa (27/10) malam.
Yang menjadi bahan debat dari kedua pasangan hanya seputar visi dan misi yang diusung. Format debat dilakukan dengan beberapa tahapan, di antaranya penyampaian visi dan misi oleh paslon yang kemudian langsung ditanggapi oleh calon lain.
Format lain, paslon mengambil pertanyaan dari panelis, kemudian diberikan kepada paslon lainnya. Pertanyaan tersebut dibuat oleh tiga panelis antara lain, drh. Joko Santoso, dari tokoh masyarakat, Dr. Suko Suliso, dari akademisi dan Sapta Andaru Iswara, ST. MMA, selaku Ketua KPU Kabupaten Kediri.
Pantauan merdeka.com, debat publik dihadiri oleh ratusan orang, sebagaimana undangan KPU sebanyak 250 orang. Hadirin yang hadir umumnya pendukung kedua paslon dan penyelenggara pemilihan, KPU, Panwaslih dan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) setempat.
Sebelumnya, KPU menuai kritik dalam format rencana debat yang sebelumnya tidak mengakomodir kaum disabilitas. Kritikan tersebut langsung ditindaklanjuti KPU yang akhirnya menyediakan penerjemah untuk kaum disabilitas.
Meski berjalan lancar dengan pengamanan ketat dari aparat kepolisian. Namun acara debat publik tetap mendapat kritikan.
Salah satunya adalah panelis tidak ada dalam satu forum debat bersama pasangan calon dan moderator. Selain itu, kualitas panelis juga dipertanyakan.
Kritikan tersebut menjadi bagian catatan dari Lembaga Pemantau Pemilukada Aliansi Peduli Lingkungan (APel) Kediri.
"Panelis seharusnya berada di dalam satu forum debat dan memberikan pertanyaan yang menohok, tidak di luar panggung. Akibatnya debat publik ini kurang ada gregetnya sama sekali. Kemudian panelis, kenapa KPU ada di antara panelis lalu memberikan pertanyaan yang normatif soal visi dan misi, menurut kami kurang pas," kata Koordinator APel Kediri Taufiq Dwi Kusuma, Selasa (27/10).
Sebagaimana diketahui bahwa, panelis ada tiga orang di antaranya, Ketua KPU Sapta Andaru Iswara. APel juga mempertanyakan kualitas satu panelis lain yang berasal dari mantan kepala desa.
"Panelis seharusnya memiliki kemampuan akademisi di atas calon. KPU bisa mencari orang-orang secara intelektualnya mumpuni. Sehingga pertanyaannya akan bisa lebih berkualitas," ungkap Taufik.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, pendapat mantan Gubernur Jawa Tengah itu masuk akal, bukan hanya ngomong doang.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto akan menjadi pembicara pertama yang melakukan pemaparan visi misi.
Baca SelengkapnyaPemerintah cukup memberikan fasilitas kepada para pelaku seni budayawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPU akan mengevaluasi mekanisme debat calon presiden usai digelar perdana pada Selasa (12/12) malam kemarin.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengenakan kemeja putih, jas hitam lengkap dengan sarung ala santri yang dikalungkan ke lehernya
Baca SelengkapnyaTema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan. Lalu teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi
Baca SelengkapnyaKritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaTokoh publik dan sivitas akademika menyampaikan keresahannya pada praktik demokrasi di ujung kekuasaan Pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya11 orang yang akan bertugas sebagai panelis untuk menggodok daftar pertanyaan debat
Baca Selengkapnya