Merdeka.com - Keputusan FIFA untuk membatalkan perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia, akan berdampak besar kepada elektoral PDI Perjuangan. Tak hanya pada Ganjar, juga pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Disinyalir, putusan buntut penolakan terhadap Timnas Israel yang digaungkan oleh PDI Perjuangan dan Ganjar.

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, berpandangan dalam jangka pendek elektoral PDI Perjuangan dan Ganjar akan turun drastis.

"Dalam jangka pendek mungkin saja elektabilitas PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo akan melorot pasca Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia," kata Bawono, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (31/3).

Selain itu, sikap dari PDI Perjuangan dan juga penolakan Ganjar terhadap kehadiran Israel ibarat menusuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari belakang.

Alih-alih turut mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menyukseskan perhelatan bergengsi itu. Justru Ganjar menunjukkan sikap bertentangan.

"PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo akan menjadi tumpahan rasa kesal dan juga kecewa dari para penggemar sepakbola di Indonesia," ujarnya.

"Yang mana mereka juga merupakan bagian dari pemilih di Pemilu 2024 mendatang," imbuh dia.

Sebelumnya sikap penolakan kehadiran tim nasional Israel untuk bertanding di Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia berimbas pembatalan status tuan rumah oleh FIFA.

Kabar pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sudah mulai ramai terdengar sejak FIFA membatalkan acara drawing di Bali.

Pembatalan drawing di Bali dikaitkan dengan gencarnya penolakan kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 oleh beberapa pihak termasuk I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo.

Erick Thohir sempat berangkat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino untuk melakukan pembicaraan terkait polemik ini. Namun FIFA tetap pada keputusannya mencopot status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dari tangan Indonesia.