Cerita Cawagub NTT Mama Emi terjang ombak demi sapa warga Alor Pantar
Merdeka.com - Waktu hampir tengah hari. Walau panas, keadaan di Pelabuhan Alor Kecil yang terletak di Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT, terlihat berangin dan berombak, Minggu (13/5).
Situasi kurang bersahabat ini membuat banyak orang ragu dan berpikir berkali-kali sebelum memutuskan melakukan penyeberangan ke pulau Pantar. Namun keadaan di pelabuhan laut yang indah tapi berombak ini, tidak membuat Cawagub NTT, Emelia Julia Nomleni, ragu.
Dengan penuh ketenangan, Mama Emi, sapaan Emellia, melangkah ke dalam sebuah kapal perahu berukuran kecil. Ombak tidak menyurutkan niat Mama Emi bersama rombongan untuk menemui warga Kecamatan Pantar Timur di Pulau Pantar.
"Kita tetap berangkat. Warga sudah menunggu," kata Mama Emi kepada wartawan, Senin (14/5).
Perlahan-lahan, perahu melaju dan menabrak ombak tanpa keraguan dan ketakutan. Seperti sebuah kayu kering yang dilepaskan begitu saja ke tengah samudra.
Di atas perahu, 22 orang duduk tenang, membiarkan tubuh bergerak mengikuti gerakan perahu karena terombang-ambingkan gelombang.
Mama Emi sesekali mengambil selendang yang terletak di pundak dan menutup kepalanya. Karena gelombang yang cukup besar, air laut kadang terciprat dan mengenai tubuh Mama Emi. Makin jauh dari pelabuhan, gelombang makin keras menghantam dinding perahu.
"Mau mati di tempat tidur, di tengah laut, di mana saja, Tuhan sudah atur," ucap seorang ibu bertubuh gemuk yang duduk tak jauh dari Mama Emi.
Untuk beberapa puluh menit, gelombang masih kuat menghantam dinding perahu. Dari atas perahu, penumpang bisa menjulurkan tangan dan menepuk-nepuk air laut.
"Ini ombak gila," keluh seorang lelaki berjaket hitam yang sibuk memotret laut dan pemandangan di Pulau Keba.
Perjalanan penuh gelombang ini bukanlah tanpa sebab. Warga di Kecamatan Pantar timur, Pulau Pantar, memiliki beberapa persoalan yang patut menjadi catatan bagi para pemimpin ataupun calon pemimpin.
"Infrastruktur jalan di wilayah kami masih buruk," ujar Imanuel Maudolu (27), warga Desa Abangiwang, Kecamatan Pantar Timur, yang sekapal dengan Mama Emi.
Imanuel berkisah, ruas jalan yang membelah wilayah mereka berstatus jalan provinsi.
"Tapi buruk dan butuh perbaikan. Ini agak beda jika kita melewati jalur jalan menuju perbatasan Timor Leste. Beda. Jalan ke arah sana lebih bagus," ujarnya.
Ima, sapaan Emanuel, berkisah bahwa di wilayah mereka juga terdapat banyak guru honorer yang dibayar dengan sangat murah. "Sebulan dapat Rp 300 ribu," ujarnya.
Hampir dua jam perahu yang ditumpangi Mama Emi menerjang gelombang. Mendekati pantai Pulau Pantar, laut mulai tenang. Di pelabuhan yang terletak di Desa Kaleb, warga Pulau Pantar sudah bergerombol menunggu kedatangan Mama Emi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Menegangkan Evakuasi Wanita Akan Melahirkan Melewati Banjir di Kabupaten Kupang
Sejumlah petugas mengevakuasi wanita hamil besar dengan menerobos banjir Sungai Batu Merah di Desa Oelatimo, Kupang Timur, NTT, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaCerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang
Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gara-gara Sakit Hati Oleh Wanita, Pria Asal Papua Ini Lolos Jadi TNI 'Orangtua Menangis Saya Mau Tes'
Kesal lantaran diselingkuhi dengan sosok tentara, pria tersebut mulai bertekad jadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaTim Pencari Harta Karun Berburu Bangkai Kapal yang Tenggelam 400 Tahun Lalu, Diduga Mengangkut Emas Senilai Rp78 Miliar
Ekspedisi pencarian bangkai kapal ini telah berlangsung bertahun-tahun, namun hasilnya nihil.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaAyahnya Tentara Anaknya Diberi Nama Satuan Bantuan Tempur di TNI AD, Kini Jadi Jenderal Bintang 2 di Polri
Sosok jenderal polisi ini miliki nama dari satuan bantuan tempur milik TNI AD. Ternyata ada cerita di baliknya.
Baca SelengkapnyaPerempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
Perempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
Baca Selengkapnya