Bawaslu Khawatir Lembaga Survei Manipulasi Metode karena Pesanan Politik
Merdeka.com - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Puadi menyoroti metode lembaga survei di tengah tahun politik Pemilu 2024. Dia khawatir lembaga survei memanipulasi metodenya karena pesanan politik.
"Jangan sampai nanti kelengkapannya sudah lengkap salah satunya berbadan hukum tapi di prosesnya di metodenya, misalnya kaitannya dengan sampling kan tidak sedikit ya kalau misalnya sampling itu di manipulasi," katanya saat diskusi ASPEPPI bertema 'Menegaskan Posisi & Peran Lembaga Survei Menghadapi Pemilu 2024' di Jakarta, Kamis (19/1).
Menurutnya, jika sebuah survei dilakukan karena pesanan politik, maka data yang dibeberkan ke publik sudah tidak ilmiah. Kata dia, tidak sedikit survei dilakukan karena pesanan politik.
"Ada pesanan gak nih, kan tidak sedikit, khawatir nanti lembaga survei ada pesanan dari yang punya pesanan apa, kalau hal itu terjadi maka tidak ilmiah lagi apa yang digunakan dalam lembaga survei tersebut, karena prinsip ini harus jelas, metodenya harus jelas," ujarnya.
Puadi menerangkan, lembaga survei mesti menjaga integritasnya terhadap kepentingan politik. Dia menyebut, lembaga survei harus independen dan berpihak ke publik.
"Kemudian selain prinsip keterwakilan dan keilmiahan, bahwa parpol yang menjadi perhatian dalam lembaga survei dalam melakukan kegiatannya integritas itu yang utama," ucapnya.
"Karena ini menyangkut kode etik, jadi kalau misalkan tidak memperhatikan integritas ini menyangkut persoalan keberpihakan, jadi nanti tidak sejalan apa yang disebut independen, lembaga survei itu memang harus independen selain integritas yang utama," tutup Puadi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY Tak Percaya Hasil Survei Tempatkan Demokrat Hanya Dapat 4 Persen
Demokrat memiliki survei internal, dan AHY yakin perolehan suara akan lebih dari survei eksternal.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Survei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaIni Penjelasan KPU soal Kenaikan Suara PSI di Sirekap
Data perolehan suara partai politik di Sirekap dapat diverifikasi langsung oleh setiap pengaksesnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei LSI: Ternyata Prabowo Didukung 34,8% Suara PDIP, 53,5% Suara NasDem, 47% Suara PKB
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, suara para pemilih sesuai basis partai politik nyatanya terpecah.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kena Somasi, Dianggap Tebang Pilih Tangani Aduan Dugaan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu dinilai diskriminatif dalam menangani laporan pelanggaran pemilu
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Ungkap 76,2 Persen Publik Puas dengan Kinerja Jokowi, Ada 2 Alasan Kuat
76,2 persen publik puas dengan kinerja Jokowi. 14,1 persen di antaranya merasa sangat puas.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking: Ini Pasangan Capres-Cawapres Idola Pemilih Berpenghasilan di Bawah Rp1 Juta
Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih.
Baca Selengkapnya62.217 Pemilih Terdaftar Ikut Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur
Jumlah DPT tersebut diperoleh dari hasil pemutakhiran data diplenokan saat rapat pada Minggu (3/3) malam waktu setempat.
Baca SelengkapnyaMembandingkan 2 Hasil Survei Pilpres Jelang Debat Capres: Ini Elektabilitas Anies, Prabowo dan Ganjar
Jelang debat Capres, elektabilitas para Capres dirilis sejumlah lembaga survei.
Baca Selengkapnya