Balik badan tinggalkan Setya Novanto
Merdeka.com - Posisi Setya Novanto kian sulit usai KPK kembali menetapkan tersangka untuk kedua kalinya dalam kasus korupsi proyek e-KTP. Bahkan, orang-orang yang dulu dikenal dekat dan selalu menjadi garda terdepan membela Novanto, kini mulai berpikir rasional.
Roem Kono misalnya. Dia adalah mantan timses yang ikut membawa Novanto menang Munaslub Golkar pada 2016 lalu di Bali. Saat Novanto berada di balik jeruji besi, Roem memilih balik badan mendukung Airlangga Hartarto, calon kuat yang siap maju di Munaslub berikutnya.
Roem membawa ormas sayap Golkar, Majelis Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) untuk mendukung Airlangga menggantikan Novanto. Padahal Roem dikenal sebagai salah satu loyalis. Roem kerap berada di samping Novanto setiap kegiatan di DPR maupun Golkar.
Roem juga mendukung digelarnya Munaslub. Hal ini dilakukan demi penyelamatan Partai Golkar.
"Dalam hal ini MKGR mendukung dan mengharapkan sangat serius supaya Pak Airlangga bisa memimpin Partai Golkar ini bersama seluruh kadernya. Kami juga berharap satu-satunya yang bisa menyelesaikan persoalan ini adalah munas atau munaslub," kata Roem.
roem kono ©2017 Merdeka.com/mkgr.partaigolkar.or.id
Dia pun menilai, Airlangga sebagai sosok yang bersih dan transparan sehingga layak menjadi Ketua Umum Golkar.
"Kapabilitas dan figur yang transparan dan bersih saya kira masih ada pada caketum kami yaitu Airlangga Hartarto," lanjut dia.
Tak cuma Roem Kono, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono pun demikian. Awalnya, Agung di garda terdepan yang membela Novanto. Dia tak setuju munaslub. Apalagi, jika Partai Golkar disebut mengalami penurunan akibat Novanto terbelit kasus e-KTP.
Agung juga pernah mengungkap, ada orang yang ingin coba memanfaatkan kasus e-KTP untuk mengambil alih Partai Golkar.
"Ya ada yang coba-cobalah menggunakan peluang semacam ini, gua mau ambil (ketum Golkar), gua mau isi tempat ini," kata Agung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/7).
Agung laksono ©2017 Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin
Kala itu, Agung menilai, hal itu berdampak buruk terhadap Golkar karena hanya akan menambah gaduh suasana. Dia pun sempat meminta kepada seluruh kader Golkar untuk tak terpancing dengan ajakan-ajakan yang ingin mengutak-atik posisi Ketua Umum Golkar yang saat ini masih dijabat Setya Novanto.
Tapi kini sikap politik Agung Laksono berbalik 180 derajat. Dia setuju digelar Munaslub. Bahkan Agung di bawah bendera PPK Kosgoro 1957 menegaskan dukungannya kepada Airlangga Hartarto.
"Kami tahu ada beberapa calon, tapi saat ini yang tepat Airlangga," ujar Agung.
Salah satu loyalis Novanto yang juga memutuskan untuk balik badan adalah Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae. Meski belum memutuskan akan mendukung siapa, Ridwan setuju bahwa Munaslub harus segera dilakukan.
politisi Golkar Ridwan Bae ©2017 Merdeka.com/Ahda Bayhaqi
Hanya saja, Ridwan memberikan catatan, antara DPD I dan DPP Golkar harus seiring sejalan alias kompak membicarkan Munaslub. Tidak lagi ada perbedaan, apalagi sampai menimbulkan perpecahan.
"DPP dan DPD harus beriringan, semangatnya persatuan," kata Ridwan.
Sementara itu, loyalis setia Novanto, Mahyudin menegaskan, para pendukung sang ketua umum di internal Golkar masih sangat banyak. Jika terjadi munaslub, Mahyudin mengatakan, kubu Novanto siap saja.
Mahyudin meyakini, jika Munaslub terjadi tak hanya Airlangga seorang diri yang akan mencalonkan diri. Tapi, bukan tidak mungkin Novanto mengutus seseorang untuk menggantikannya.
"Ada juga calon-calon yang pasti menghormati dan loyalitas penuh kepada Pak Setya Novanto. Sebelum ada sinyal daripada Pak Setya Novanto, ya mungkin belum muncul. Walaupun riuh seperti ini, loyalis Pak Setya Novanto juga masih banyak, banyak sekali di dalam Partai Golkar," kata Mahyudin.
Wakil Ketua MPR Mahyudin ©2017 merdeka.com/anisyah
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara
OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca SelengkapnyaKPK Cegah 3 Orang Keluar Negeri Terkait Korupsi Proyek Tol Trans Sumatera, Ini Identitasnya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah tiga orang terkait penyidikan dugaan korupsi pengadaan lahan untuk Tol Trans Sumatera.
Baca SelengkapnyaKPK Dalami Dugaan Korupsi Proyek Tol Trans Sumatera: Sudah Ada Tersangka
KPK) tengah menyidik dugaan korupsi pengadaan lahan Jalan Tol Trans Sumatera (JTSS) oleh BUMN PT Hutama Karya pada tahun anggaran 2018-2020.
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dugaan Titipan Proyek Bandung Smart City, Empat Anggota DPRD Diperiksa
KPK menetapkan tersangka-tersangka baru dari jajaran eksekutif pemerintah hingga DPRD Bandung.
Baca SelengkapnyaSkandal Pungli di Rutan KPK, Tahanan Tidak Setor Dilarang Olahraga dan Dihukum Bersih-Bersih
Para tahanan yang membayar bakal mendapat service, namun bagi yang tidak menyetor pungli dibuat tidak nyaman.
Baca Selengkapnya