Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggaran Pilkada serentak membengkak hingga Rp 7 triliun

Anggaran Pilkada serentak membengkak hingga Rp 7 triliun Tjahyo Kumolo. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2015 ini akan berbeda dari tahun sebelumnya. Sebab, Pilkada kali ini akan digelar secara serentak di Indonesia.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut anggaran Pilkada Serentak yang bakal dihelat 9 Desember 2015 mendatang membengkak hingga mencapai Rp 7 triliun.

"Kami telah melakukan rapat bersama KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Semua daerah telah menganggarkan untuk pilkada. Masuk dalam kategori cukup dan tercukupi. Namun mengalami pembengkakan anggaran hampir sampai Rp 7 triliun. Ini artinya belum efisien," tegas Tjahjo Kumolo kepada wartawan usai mengisi acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) di Gedung Kantor Pelayanan Pastoral Keuskupan Agung Semarang, di Jalan Imam Bonjol No 172 Kota Semarang, Jawa Tengah Sabtu (30/5).

Tjahjo menjelaskan sejauh ini pihaknya mengakui masih ada beberapa daerah yang belum memiliki persepsi sama dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). "Pada prinsipnya, semua anggaran telah tersedia," ujarnya.

Mantan Sekjen PDIP ini mengungkapkan, anggaran Pilkada Serentak itu harus ada, kalau tidak, kepala daerah bisa mendapatkan sanksi.

"Sebab, ini amanat undang-undang yang harus dilaksanakan dengan baik. Kalau memang ada penyisiran anggaran baru dari APBD, kami sudah memberikan payung hukum, sepanjang penyisiran itu tidak menyangkut anggaran pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Itu bisa," katanya.

Anggaran yang tidak penting, kata dia, misal anggaran untuk rapat-rapat bisa dialihkan untuk keperluan Pilkada Serentak. Menurutnya, persoalan anggaran tidak menjadi kendala.

"Namun hanya proses pentahapan antara uang itu cair, termasuk besarannya per-item masih menjadi kendala. Karena masih ada beberapa daerah yang belum ada kata sepakat," ujarnya.

Mengenai pembengkakan anggaran hingga mencapai Rp 7 triliun tersebut, Tjahjo mengaku juga masih menjadi pertanyaan pihaknya.

"Kurang lebih 30 persen lebih besar dari anggaran Pilkada 5 tahun sebelumnya. Ternyata ada pembengkakan, sebab masing-masing daerah memiliki kondisi geografis berbeda," katanya.

Hal lain yang menyebabkan pembengkakan di antaranya harus membeli kendaraan, atau tidak menyewa. "Tapi ini baru tahap awal. Kami berharap nanti bersama-sama mencari solusi agar pilkada semakin efektif dan efesien," imbuhnya.

Selain itu Tjahjo berharap, setiap gubernur, wali kota, bupati, harus mampu mendeteksi daerah rawan yang berpotensi menjadi gangguan. Baik rawan korupsi, rawan konflik, rawan kecelakaan, rawan bencana, maupun rawan tindak kejahatan.

"Harus terus melakukan konsolidasi dengan pihak kepolisian, TNI, dan BIN di daerah. Jangan sampai pemerintah, intelijen, kecolongan. Maka harus bisa mendeteksi sejak dini. Saya yakin, setiap gangguan bisa terdeteksi," pungkasnya.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aksi Jokowi dan AHY Tangkap Ikan Bersama saat Resmikan Bendungan Lolak

Aksi Jokowi dan AHY Tangkap Ikan Bersama saat Resmikan Bendungan Lolak

Pembangunan Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp 2,02 triliun.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak 2023 Lampaui Target, Tembus Rp1.869 Triliun

Penerimaan Pajak 2023 Lampaui Target, Tembus Rp1.869 Triliun

Jika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Uang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya

Uang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya

Kepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Jokowi akan Cek APBN Sebelum Lanjutkan Bansos: Kalau Anggaran Tak Memungkinkan Tidak Diteruskan

Jokowi akan Cek APBN Sebelum Lanjutkan Bansos: Kalau Anggaran Tak Memungkinkan Tidak Diteruskan

Jokowi menuturkan bantuan pangan dilanjutkan apabila anggaran tercukupi.

Baca Selengkapnya
Tambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun

Tambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun

Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg

Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg

Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya