Alasan-alasan kepala daerah ingin mundur, bukan tersangkut hukum
Merdeka.com - Sebelum resmi menjadi kepala daerah, beberapa orang ini berusaha keras bisa terpilih jadi pemimpin. Mereka tak lelah meminta dukungan kepada semua lapisan masyarakat agar bisa memimpin di daerah.
Namun setelah terpilih, tiba-tiba memutuskan untuk mundur dari jabatan tersebut. Keputusan itu bukan karena mereka tersangkut hukum atau terpincut dengan jabatan politik lain. Mereka memiliki alasan lain mundur dari posisi yang banyak diincar oleh sebagian orang. Berikut alasan mundur para kepala daerah:
Ingin fokus kepada keluarga
Kabar mengejutkan datang dari Bupati Indramayu, Anna Sophanah, yang memundurkan diri dari jabatannya. Surat pemunduran diri Anna pun telah diterima oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam surat tersebut dijelaskan jika Anna mundur karena ingin fokus kepada keluarga.
"Alasannya lebih banyak alasan keluarga ya. Jadi bukan urusan kedinasan. (Anna) ingin lebih mengurusi keluarga di sisa waktunya yang mungkin selama ini agak terkendala karena kedinasan luar biasa," kata pria yang akrab disapa Emil.
Merasa tidak mampu jadi pemimpin
Keputusan mundur dari pemimpin daerah dialami juga oleh Dicky Chandra sebagai Wakil Bupati Garut. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan Dicky melepas jabatannya tersebut. Di antaranya adalah karena merasa tidak mampu menjadi seorang pemimpin dalam menjalankan amanat masyarakat.
Dia juga merasa tidak cocok dengan prinsip kepemimpinan bupati dalam menyejahterakan masyarakat. "Alasan saya mengundurkan diri tidak didasarkan kebencian, tapi ini bentuk kesadaran dan ketidaksanggupan saya dalam mengimbangi pola kepemimpinan yang ada," ujar Dicky.
Pengaturan tugas tidak jelas
Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto memundurkan diri dari jabatannya. Prijanto mengungkapkan alasan di balik keputusannya itu. Salah satunya tentang harga diri sebagai wakil gubernur. Dia merasa tenaganya sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta sudah tidak butuhkan oleh Gubernur Fauzi Bowo atau Foke.
"Orang yang saya bantu tidak pernah ngajak ngomong. Saya telepon, tidak pernah membalas. Saya SMS tidak pernah direspons, pengaturan tugas tidak jelas. Semua itu saya rasakan," keluh Prijanto.
Namun, untuk Prijanto keinginannya untuk mundur ditolak oleh dewan. Prijanto akhirnya tetap menjabat sampai akhir masa jabatannya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kalau misalkan diperintahkan, saya sebagai mantan prajurit saya siaplah apapun," kata Dudung
Baca SelengkapnyaGuna memastikan keinginannya itu, Dico mulai mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di seluruh kabupaten/kota yang ada di Jateng.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyaknya tahapan Pilkada 2024 yang akan bersinggungan dengan tahapan Pemilu nasional 2024.
Baca SelengkapnyaMengenal D915, jalanan paling berbahaya di dunia dengan banyaknya tikungan tajam dan belokan yang mematikan.
Baca SelengkapnyaTelah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaIstana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaKoalisi menjadi faktor penentu dalam membentuk pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMasa jabatan presiden menentukan seberapa lama seorang pemimpin dapat memegang kekuasaan dan mengimplementasikan kebijakannya.
Baca Selengkapnya