Akankah SBY tetap jadikan Ibas Sekjen Demokrat?
Merdeka.com - Kongres ke-IV Partai Demokrat akan dibuka secara resmi hari ini di Hotel Shangri-La, Surabaya. Hanya nama Susilo Bambang Yudhoyono yang diinginkan para pemilik suara untuk menjadi ketua umum periode 2015-2020. Namun, akankah SBY kembali menunjuk putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi sekretaris jenderal?
Ibas sendiri tak mau berandai-andai atas kemungkinan itu. "Jabatan datang dan pergi, tidak ada yang abadi. Saya dan seluruh kader tahu, setiap 5 tahun pasti demisioner," kata Ibas di arena kongres, Senin (11/5) kemarin.
SBY sendiri dalam beberapa kesempatan menyatakan siap untuk membenahi partai yang didirikannya itu agar bisa kembali bersaing di Pemilu 2019. Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi, SBY berjanji menyiapkan kader-kader muda berpengalaman yang akan menjadi pemimpin masa depan.
Kembali ke posisi Ibas, pengamat politik Centre For Strategis and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai, kongres kali ini menjadi momentum bagi Ibas untuk bisa menentukan sendiri posisi yang akan dipegangnya. Jika tetap menjadi sekjen, dia harus berkonsentrasi penuh karena harus melakukan konsolidasi partai pascakongres. Padahal, posisinya di DPR sebagai ketua Fraksi Demokrat tentu saja menyita fokus kerjanya.
"Saya kira ada skenario untuk dipertahankan itu ada. Saya kira yang terbaik di Demokrat Ibas harus memutuskan sebagai ketua fraksi atau sekjen, karena sekjen harus berkerja keras untuk mengembalikan suara demokrat," kata Arya saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/5) malam.
Sementara pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, Ibas seharusnya tidak lagi menjadi sekjen jika SBY dipilih sebagai ketua umum oleh peserta kongres. SBY, tentu saja, kata Emrus, tidak ingin Partai Demokrat disebut sebagai partai keluarga di mana bapak dan anak menjadi ketua umum dan sekjen.
Emrus juga berpesan agar SBY tidak menunjuk keluarganya untuk menduduki posisi strategis lainnya seperti bendahara partai. "Sangat tidak elok SBY mengangkat keluarganya menduduki jabatan-jabatan ini sehingga publik akan mengatakan partai dinasti," kata Emrus, saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/5).
Terkait kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan kongres, Emrus menilai masih ada hambatan psikologis yang membuat hal itu sulit terwujud. Hubungan Mega dan SBY hingga kini belum cair.
Emrus mengatakan, alangkah baiknya SBY secara langsung mengundang Megawati dalam kongres tersebut. Karena keduanya merupakan sama-sama mantan presiden.
"Alangkah baiknya SBY mengundang secara langsung dan baiknya Megawati datang. Salah satu sebaikya mengalah, bila nanti Megawati datang, maka jiwa negarawan akan keluar dan hubungan ini akan dijalain," ujarnya.
Sedangkan Arya melihat dari sisi lain. Jika acara pembukaan kongres dihadiri seluruh ketua partai baik kubu Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih, akan menunjukkan bahwa Partai Demokrat sukses menjadi partai penyeimbang.
"Di sini dilihat seberapa besar partai Demokrat berhasil atau bisa memainkan peran sebagai penyeimbang pemerintahan," kata Arya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Respons Santai AHY saat Demokrat Dapat Banyak Nyinyiran Usai Gabung Pemerintahan Jokowi
AHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaPesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi
SBY meminta AHY untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan pemimpin lintas sektor.
Baca SelengkapnyaSBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo
SBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaPengamat Ungkap Tantangan Besar AHY Wujudkan Visi-Misi Demokrat: Komitmen dan Kekuasaan
Visi dan misi partainya untuk membawa Indonesia menjadi negara kuat
Baca SelengkapnyaSkor AHY Lawan Moeldoko: 19-0
Dengan kemenangan ini, Demokrat merasakan semakin kuat dan berani dalam mencari keadilan dan kebenaran.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMenggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Sila Ke 4, Ini Penjelasannya
Pemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.
Baca SelengkapnyaJelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca Selengkapnya