Ahok sebut loncat ke Gerindra dulu bahaya
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah disebut sering loncat-loncat partai. Dia mengaku hanya pernah sekali loncat partai, yakni dari Partai Golkar ke Partai Gerindra jelang Pilkada DKI 2012.
Menurut Ahok, perpindahannya ke Gerindra saat itu justru bahaya. "Loncat itu pun bukan loncat yang lebih baik, tapi yang loncat yang bahaya sebetulnya. Cuma saya merasa waktu itu manfaatnya lebih banyak," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/9).
Manfaat itu, kata Ahok, misalnya saat menghadiri seminar di kampus-kampus. "Mahasiswa nanya ‘Anda jujur, tapi apa gunanya jujur kalau tidak ada partai yang calonkan Anda’. Nah ketika Gerindra calonkan saya, saya pikir itu minimal modal saya untuk ngomong di seminar, walaupun dalam hati saya tau belum tentu bisa maju," kata Ahok.
Namun sejauh ini, kata Ahok, dia menjadi pemimpin DKI karena keberuntungan. "Ya karena Ahok ketiban pulung saja," ujarnya.
Soal pengunduran dirinya dari Gerindra karena menolak pilkada lewat DPRD, Ahok tetap membela diri bahwa dia tidak sedang meloncat.
"Tapi saya gak loncat-loncat sebetulnya, saya berhenti! Tapi seandainya sekarang saya masuk partai lain baru loncat. Jadi kalau loncat-loncat itu gak benar bahasanya, saya baru loncat sekali," kata Ahok.
Ahok bercerita, waktu menjadi politikus Partai Indonesia Baru (PIB), dia berhenti dari partai pada September 2007.
"Saya gak berpartai lagi sampai 2008, dan masyarakat minta saya masuk DPR RI. Karena masuk DPR itu harus anggota partai, baru saya masuk Golkar," kisah mantan Bupati Belitung Timur ini.
Menurut Ahok, dia benar-benar loncat saat mencalonkan diri menjadi wakil gubernur DKI pada Pilkada 2012. "Yang asli loncat itu waktu diminta masuk ke DKI, itu pun belum pasti mau mencalonkan saya waktu itu. Kenapa saya mau? Karena saya ingin mempertontonkan bahwa ada partai yang tidak perlu meminta uang, karena Gerindra menawarkan itu. Serius tidaknya (gak minta uang) saya juga gak tau toh karena saat itu kalau hanya Gerindra gak cukup (suaranya)," kata Ahok.
"Setelah gabung dengan PDIP (suara) baru cukup. Itu pun belum menyalonkan saya, masih nyalonkan Deddy Mizwar," imbuh Ahok.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya
Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAhok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAhok Klaim Beri Masukan untuk Pembangunan IKN tapi Tak Dijalankan Jokowi
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Ahok Tarik Urat Luruskan Ucapan Jokowi Tak Bisa Kerja: Emang Presiden Joki
Ahok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTerungkap Alasan Ahok Tak Ikuti Langkah Jokowi yang Condong ke Prabowo
Ahok ragu nantinya Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terekam dalam Laporan Langsung Reporter TV
Serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terekam dalam Laporan Langsung Reporter TV
Baca SelengkapnyaAhok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali
Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaOgah Jadi Ketua KPK, Ahok Lebih Ingin Jadi Jaksa Agung atau Menteri Keuangan
Ahok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi
Menurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca Selengkapnya