'Penetapan tersangka Anas tunggu sinyal presiden'
Merdeka.com - Penetapan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum disinyalir sarat dengan muatan politik. Salah satunya Pakar Hukum UI, Churdy Sitompul yang mengemukakan argumennya soal adanya indikasi itu.
Untuk membuktikan argumennya, dia menyebut hubungan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipilih oleh sebagian anggota Partai Demokrat di Komisi III DPR. Dengan demikian, keputusan untuk menetapkan Anas menjadi tersangka amat diperhitungkan.
"Di KPK, kalau langsung anggota tidak tapi kan Partai Demokrat banyak suaranya di Komisi III, secara pasti di dalam pasti orangnya Anas. Orangnya Anas yang pilih komisioner. Tapi bukan itu pionnya, itu membuat mereka mempertimbangkan (status Anas) tanpa sadar," kata Churdy di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2).
Selain itu, praktisi hukum sekaligus mantan pengacara Chandra-Bibit, Achmad Rivai juga mengamini apa yang dikatakan Churdy. Menurutnya, ada kemungkinan Anas cukup kenal dengan orang dalam KPK.
"Mungkin mereka (KPK) punya tangan untuk menemui calon tersangka, atau dari komisioner bisa ketemu kolega-koleganya tersangka. KPK tidak langsung menangkap karena Anas juga punya alasan kuat terhadap komisioner. Sehingga terjadi tarik menarik," kata Achmad Rivai.
Hal ini diperparah ketika KPK sengaja mencampur adukan keputusan tersangka Anas dengan politik. KPK pun terpengaruh oleh sinyal-sinyal yang diberikan sang penguasa.
"Kepentingan politik pasti ada mestinya Anas tersangka sudah lama tapi baru sekarang ini dengan berbagai sinyal. Begitu sinyal presiden kuat kewenangan diambil, sinyalnya ada pakta integritas, sprindik bocor. Itu menjadi urutan-urutannya. KPK menunggu. Sinyal dari Presiden," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Hari Tenang, PKS Serukan Kepada Pendukung AMIN Jaga Basis Jawa Barat
Jika tren angka 51,8 persen Prabowo-Gibran terus naik maka potensi satu putaran cenderung meningkat.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaAnies: Presiden dan Mendagri Tegur Pemda Batalkan Agenda Kampanye Sepihak
Kampanye merupakan kegiatan konstitusional, berbeda dengan urusan konser dan urusan non pemilu lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kubu Anies-Muhaimin Serahkan Kesimpulan Sengketa Pilpres, Harap Putusan Hakim MK Tak Sebatas Hasil Selisih Suara
Tim Hukum AMIN menilai Prabowo-Gibran tidak dapat ditetapkan sebagai calon presiden-wakil presiden apabila gugatan sengketa Pilpres 2024 dikabulkan MK.
Baca SelengkapnyaAnies Tegaskan Berada di Luar Pemerintahan Jika Kalah Pilpres 2024
Anies menyebut usai hasil rekapitulasi diumumkan KPU barulah pernyataan resmi bakal diungkapkannya.
Baca SelengkapnyaKPK Bahas Peluang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Jadi Tersangka Pemotongan Dana ASN
Ketika penyidik merasa telah terpenuhi alat bukti, maka tentu kedua penyelenggara negara itu akan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaAnies: Pemberantasan Korupsi Harus Dimulai dari Presiden
Menurut Anies, sikap seorang pemimpin dapat mempengaruhi kinerja jajaran yang ada di bawahnya.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya