Yunus Husein: 'Sumpah' itu berasal dari Pak JK
Merdeka.com - Mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein membantah dirinya pernah bersumpah dengan menyebut nama Tuhan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Yunus mengatakan, 'sumpah' tersebut merupakan kalimat Wapres JK yang mengisyaratkan keseriusan Yunus soal tidak adanya pernyataan rekening gendut para petinggi polri yang dikeluarkan oleh PPATK saat Yunus masih menjabat sebagai ketua.
"Sumpah itu berasal dari Pak JK dan merupakan bahasa Pak JK yang mengartikan kebenaran/keseriusan bantahan saya itu. Itu saja," kata Yunus Husein kepada merdeka.com, Senin (16/3).
Namun, Yunus membenarkan bahwa PPATK di bawah kepemimpinannya tidak pernah mengeluarkan pernyataan serta daftar perwira tinggi polri yang memiliki rekening gendut. Terlebih lagi daftar perwira tinggi polri tersebut sampai tersebar ke media.
"Daftar para perwira tinggi yang beredar lewat SMS dan media massa sejak tahun 2010 sampai sekarang yang sebutkan rekening sejumlah Pati Polri jumlahnya ratusan miliar sampai lebih satu triliun, memang tidak benar. Tidak benar jumlahnya dan tidak benar sumbernya yang katanya berasal dari PPATK," tegas Yunus.
Sebelumnya, beberapa tahun terakhir pemberitaan di Tanah Air marak soal dugaan rekening gendut di tubuh para petinggi Polri. Para petinggi Polri pun hingga saat ini terus dibayang-bayangi oleh kasus yang masih belum ada titik terang tersebut.
Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka selang satu hari menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon tunggal Kapolri di DPR lantaran dia diduga tersangkut rekening gendut.
Fakta mencengangkan disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat wawancara khusus dengan merdeka.com. Menurut JK, kasus rekening gendut tersebut sebenarnya sama sekali tidak ada. Tak tanggung-tanggung, yang langsung mengatakan adalah Ketua PPATK saat kasus rekening gendut tersebut mulai bergulir, Yunus Husein.
"Ribut di negeri ini, selalu disebutkan apa itu rekening gendut, zaman Yunus Husein. Saya ketemu di masjid deket rumah, Yunus bilang demi Allah demi Rasul, tidak ada disebut rekening gendut," kata JK di kantornya, Jl Veteran III, Jakarta, Senin (9/3).
Mendengar pengakuan Yunus Husein, JK saat itu mengaku kaget. "Hah, kenapa gak bilang dari dulu. Coba anda bayangkan, kalau memang tidak ada, berapa korban, padahal tidak ada. Tidak ada satu pun data di PPATK," ungkap JK.
"Saat itu dia (Yunus Husein) kepalanya (PPATK), dan bersumpah demi Allah demi Rasul tidak ada itu, ya bagaimana kita tidak marah kalau begini," imbuh JK.
JK menyayangkan kasus ini berkembang liar hingga menyasar para jenderal polisi yang menjadi tertuduh, padahal menurutnya sumber tersebut sama sekali tidak benar.
"Kacau semua. Kasihan orang, menghukum jenderal-jenderal polisi dengan tuduhan itu, dan media luar biasa habisin orang hanya dengan rumor yang tidak benar itu tanpa dasar hanya rumor yang tidak benar. Gimana coba itu anda sebagai pemimpin bangsa supaya jangan terjadi keributan, pasti kita marah, pasti kita hentikan itu semua," papar JK.
Saat ditanya kenapa Yunus Husein tidak klarifikasi saja saat itu, JK mengaku juga menanyakan hal yang sama ke Yunus Husein.
"Itu pertanyaan saya pada Pak Yunus. 'Pak Yunus kenapa dulu itu anda tidak bantah, 'ya sudahlah pak" Demi Allah demi Rasul ngomong gitu. Itu saat salat magrib bersama, di masjid lagi," JK menambahkan.
JK pun meminta kepada para jurnalis untuk klarifikasi langsung ke Yunus Husein terkait hal ini. "Boleh konfirmasi ke Yunus, dia mengatakan demi Allah demi Rasul, tidak ada rekening gendut," imbuh JK.
"Nggak ada, nggak ada kasus itu, gak pernah diperiksa, gak pernah ada data itu. Jadi ada orang yang bikin isu kemudian dikutip macam-macam, dibantah nggak didenger. Coba bagaimana kalau anda dalam posisi saya tidak mengoreksi semuanya," tutup JK.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebut Pemilu Sudah Selesai, Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Pererat Kembali Persatuan
Jusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi
JK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi.
Baca SelengkapnyaJK: Seorang Pejabat Bukan Hanya Presiden Kalau Langgar Sumpah, Kena Sanksi dari Allah dan UUD 1945
Jusuf Kalla mengingatkan semua pejabat termasuk Presiden agar netral dalam politik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jusuf Kalla Undang Anies-Muhaimin dan Surya Paloh Bukber, Bahas Apa?
Menurut JK, tidak ada arahan secara khusus kedua pasangan tersebut.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Ingatkan Pemimpin Jangan Emosional: Urusan Bangsa Ini Banyak, Pikiran Harus Tenang
Jusuf Kalla mengatakan, pemimpin harus memiliki gagasan dan bersikap tenang dalam memimpin bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaUngkit Bagi-Bagi Bansos, JK Duga Ada Pengkondisian Suara Rakyat untuk Pemilu 2024
Jusuf Kalla atau JK menduga ada pengkondisian suara rakyat bila melihat hasil pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Ibaratkan Pemimpin seperti Sopir: Kalau Suka Marah Emosi Bisa Tabrakan
JK mengatakan seorang calon pemimpin harus bisa membawa rakyatnya menuju kebaikan.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Dukung Anies Baswedan, NasDem: Kekuatan AMIN Bertambah
Partai NasDem menyambut baik dukungan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla kepada calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaIstri dan Anak Gus Dur bersama Romo Kardinal Bertemu Jusuf Kalla, Apa yang Dibahas?
Jusuf Kalla melakukan pembicaraan sekitar 1 jam di kediamannya.
Baca Selengkapnya