Merdeka.com - TNI AD memiliki pasukan khusus yang bernama Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman. Yonif 600 Raider menjadi garda terdepan untuk menjaga pertahanan dan keamanan khususnya di wilayah Kalimantan. Terlebih wilayah Kalimantan berbatasan langsung dengan negara lain seperti Malaysia.

Yonif 600 Raider memiliki prajurit-prajurit yang pantang menyerah dan mampu bergerak cepat jika melihat musuh yang mengganggu keamanan NKRI khususnya di wilayah Kalimantan. Berikut ini Yonif 600 Raider, Pasukan Elite TNI AD dari Kalimantan Timur:

Menjaga Pertahanan dan Keamanan Kalimantan

Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman memiliki tugas menjaga pertahanan dan keamanan khususnya di wilayah Kalimantan dan Nusantara pada umumnya.

Secara taktis operasional dan administrasi, Yonif Raider 600/Modang langsung berada di bawah kendali Panglima Kodam VI/Mulawarman. Saat ini Komandan Yonif Raider 600/Modang dijabat oleh Mayor Inf Adi Yoga.

Cepat Bertindak dan Senyap Bergerak

Yonif 600 Raider memang dikenal dengan prajurit yang pantang menyerah. Sesuai dengan semboyannya 'Cepat Senyap Tepat' yang mengandung arti cepat dalam bertindak, senyap dalam bergerak, dan tepat sesuai sasaran.

Cepat senyap tepat adalah semboyan yang di junjung tinggi oleh Batalyon Infanteri 600/Raider dengan semangat pantang menerima kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas operasinya.

Para prajurit dilatih dengan cukup keras. Prajurit-prajurit ini mampu melintasi rawa, laut, sungai sampai pantai untuk menjaga NKRI khususnya di Pulau Kalimantan.

Menjaga Perbatasan Indonesia

Prajurit-prajurit terbaik yang dimiliki Yonif 600 Raider dikirim ke daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Sebanyak 450 prajurit akan ditempatkan di sepanjang perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Prajurit dikirim pada 25 Juni 2019.

Seperti dilansir dari Antara, prajurit-prajurit ini akan menempati 55 pos di sepanjang perbatasan Kabupaten Nunukan. Jarak pos-pos bervariasi, ada yang sangat dekat seperti di Pos Gabma dan Sebuku di Nunukan.

Ada yang harus melakukan satu hari perjalanan ditambah setengah hari naik perahu bermesin tempel dari kampung terjauh seperti di hulu Sungai Bahau di Malinau.