Yahya Staquf sebut penanganan terorisme perlu konsolidasi global
Merdeka.com - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Yahya Cholil Staquf mengatakan pemberantasan terorisme tidak cukup dengan melibatkan sejumlah elemen di tanah air. Menurut dia, perlu keterlibatan negara-negara lain di dunia.
"Sebetulnya sejak lama kami sudah mengartikulasikan pandangan-pandangan bahwa masalah radikalisme ini harus diatasi melalui konsolidasi global," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5).
Yahya menuturkan, pemerintah perlu membangun komunikasi yang intensif dengan negara strategis dan organisasi besar di dunia. Misalnya negara di Timur Tengah dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Komunikasi itu nantinya memudahkan pemerintah untuk mencari solusi dalam menangani terorisme.
"Karena masalah ini global, yang menjadi concern dan tanggung jawab seluruh dunia," sambungnya.
Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menambahkan, NU sudah lama mendorong kerja sama lintas internasional untuk memberangus terorisme. Namun, pemerintah belum melaksanakannya.
"Indonesia tidak bisa hanya melakukan sendirian, dan tidak bisa meng-address masalah-masalah domestik yang sifatnya domestik saja terkait radikalisme itu tapi harus konsolidasi dengan masyarakat internasional, secara keseluruhan," kata Yahya.
Persoalan terorisme jadi perhatian pemerintah belakangan ini. Setelah aksi bom bunuh diri dan penyerangan terhadap aparat keamanan terjadi secara beruntun di sejumlah daerah di tanah air. Diduga pelaku bom bunuh diri dan penyerangan tersebut berafiliasi dengan jaringan ISIS.
Beberapa waktu lalu, pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tidak Pidana Terorisme. Dalam UU tersebut, TNI, Polri, BNPT, dan Densus 88 dilibatkan untuk memberantas dan mencegah aksi terorisme.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024
Perlu ada pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis.
Baca SelengkapnyaHarapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami
Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.
Baca SelengkapnyaPenjaga Rumah Dinas Kapolri Diserang, Bibir Luka-Luka
Penyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaStrategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan
Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaPulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca Selengkapnya