Waspadai Pergerakan Kelompok Pro Taliban Galang Simpati di Indonesia
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mewanti-wanti masyarakat bersikap bijak menyikapi konflik Afghanistan dengan kelompok Taliban. Bukan tidak mungkin ada kelompok tertentu berusaha menggalang simpatisan.
Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan Alissa Wahid juga mengingatkan agar masyarakat memiliki nalar kritis serta memperkaya wawasan kebangsaan sebagai daya tangkal dari berbagai ideologi transnasional. Ini penting agar masyarakat dan generasi muda tidak mudah tergoda.
"Kita harus memastikan ini tidak berkembang jumlah dan pergerakannya. Hanya dukungan kepada Taliban tidak apa-apa, tetapi jangan sampai ikut-ikutan ingin menerapkan ideologi transnasional dari Taliban ke Indonesia. Itu jelas tidak boleh terjadi," kata Alissa dalam keterangannya, Selasa (24/8).
Menurutnya, kemerdekaan yang sudah diraih bangsa Indonesia sudah seharusnya dirawat agar jangan sampai ada kelompok-kelompok lain yang mempromosikan ideologi dan paham bertentangan. Untuk itu diperlukan penguatan rasa kebangsaan dan ke-Indonesiaan kepada segenap warga bangsa.
"Maka dari itu untuk memperkuat daya tangkal seluruh warga bangsa terhadap paham-paham transnasional, kita harus memperkuat sense ke-Indonesiaan dengan memahami bahwa menjadi Indonesia itu ya menjadi Bhineka Tunggal Ika, kita tidak mengacu kepada cara-cara atau ideologi lain," ucap putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid ini.
Alissa menyampaikan Indonesia bisa berperan sesuai yang tercantum di dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 bahwa Indonesia turut serta dalam menjaga perdamaian dunia.
"Maka jika nantinya Taliban ini tidak menjaga HAM di sana (Afghanistan), maka Indonesia sudah selayaknya harus bersuara. Sebagaimana seperti juga Indonesia bersuara mengenai yang terjadi Palestina dan lain-lain," kata Koordinator Jaringan Nasional Gusdurian Indonesia ini.
Tidak hanya itu, Alissa juga sangat mengkhawatirkan orang-orang yang mendukung Taliban dengan hukum syariahnya ini mengharapkan hal yang sama terjadi di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi masalah besar.
"Jangan sampai itu terjadi dan kita sebagai warga bangsa harus bisa membentengi dengan Bhinneka Tunggal Ika yang dimiliki bangsa ini," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaDua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Salahuddin Uno terpaksa nyeker atau tidak mengenakan alas kaki saat memberikan sambutan di depan simpatisan partainya.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.
Baca SelengkapnyaGolkar yakin bisa meraup suara maksimal bagi paslon Prabowo-Gibran untuk wilayah Jatim.
Baca SelengkapnyaMardiono mengaku kehadirannya diundang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Baca Selengkapnya