Merdeka.com - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengaku tak akan melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus coroan atau Covid-19. Menurutnya, isolasi lingkungan langkah cukup efektif menekan penyebaran virus tetapi harus seizinnya.

Dia sepakat dengan keputusan pemerintah pusat untuk tidak melakukan karantina wilayah karena akan berdampak pada ekonomi dan stabilitas daerah. Terlebih kebijakan karantina wilayah adalah wewenang pemerintah pusat.

"Tentang istilah yang sedang marak di lapangan, lockdown, karantina, isolasi, semalam dengan tegas mendengar dari juru bicara presiden setelah presiden mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi dan kesehatan," ungkap Deru, Rabu (1/4).

Jika dilakukan, kata dia, hanya bersifat isolasi lingkungan. Semisal dari tingkat RT hingga kecamatan. Isolasi lingkungan juga harus sesuai prosedur dan ketika wabah semakin tidak terkendali.

"Tetapi seizin gubernur, itu ada prosedurnya. Jadi bukan karantina wilayah," tegasnya.

Sejauh ini, Deru telah menetapkan Sumsel sebagai wilayah siaga darurat setelah adanya kasus positif Covid-19. Untuk menangani kasus ini, Pemprov Sumsel menggelontorkan anggaran Rp100 miliar dan diprediksi bertambah setelah adanya realokasi dana perjalanan dinas luar negeri dan dalam negeri sekitar Rp20 miliar.

"Saya katakan untuk anggaran perjalanan luar negeri dibuat nol, semua difokuskan untuk cegah Covid, begitu juga anggaran dalam negeri, dipotong 50 persen, ini dimungkinkan untuk dipotong lagi," kata dia.

Deru juga mengajak masyarakat dan korporasi untuk terlibat langsung dalam melakukan pencegahan dengan memberikan donasi, baik barang maupun tunai. Dirinya mengakui pemerintah tak bisa sendirian mengatasinya tanpa dukungan banyak pihak.

"Bagi masyarakat rawan ekonomi agar melapor ke RT, RW, dan BPS sehingga segera segera diakomodir untuk menerima bantuan manfaat dari Pemprov Sumsel hingga wabah ini berakhir," pungkasnya.