Merdeka.com - Tidak terima dipimpin seorang yang melanggar norma asusila, puluhan warga pedukuhan Cepoko, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berdemonstrasi menuntut kepala dukuh setempat, Agus Triyanto mundur dari jabatan.

"Tuntutan mundur kepala dukuh merupakan harga mati bagi warga, karena kepala dukuh sudah tidak mencerminkan pemimpin yang baik," kata Ketua RT 04 pedukuhan Cepoko, Subarjo saat demo di Bantul, Yogyakarta, Kamis (14/2).

Menurut dia, demonstrasi menindak lanjuti kasus kepala dukuh Cepoko yang terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) Bantul di kawasan Pantai Parangtritis, Bantul akhir 2012 lalu.

Setelah melalui persidangan Pengadilan Negeri (PN) Bantul beberapa bulan lalu, terpidana didenda sebesar Rp 300.000 dan kemudian dibebaskan dan sampai saat ini masih menjabat sebagai kepala dukuh Cepoko.

"Sebenarnya pihak lurah desa telah berjanji akan menyelesaikan kasus ini pada Januari lalu, namun sampai saat ini belum ada kejelasan, sehingga kami mendesak untuk menuntut mundur," katanya.

Demonstrasi tersebut dimulai dengan melakukan orasi di halaman Balai Desa Trirenggo, namun karena jawaban dari lurah belum puas, kemudian warga melanjutkan perjalanan menuju halaman depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul.

Sementara Anggota Komisi A DPRD Bantul, Eko Yulianto Nugroho menanggapi tuntutan unjuk rasa mengatakan pihaknya memang sudah mendengar kasus yang menimpa dukuh Cepoko dan mengaku akan memperjuangkan aspirasi warga.

"Permasalahan ini akan dimasukkan ke dalam agenda pembahasan Komisi A DPRD dan akan dibahas bersama, dan semoga minggu depan permasalahan bisa diselesaikan secepatnya," katanya.