Wamendag Tunggu Negosiasi Akhir Selama 60 Hari Terkait Hasil Tarif Ekspor Trump
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunggu keputusan akhir dari hasil negosiasi antara perwakilan Indonesia dengan Amerika Serikat.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunggu keputusan akhir dari hasil negosiasi antara perwakilan Indonesia dengan Amerika Serikat, untuk menyiasati pengenaan tarif ekspor terbaru yang diputuskan oleh Presiden Donald Trump. Negosiasi akan terus dimaksimalkan selama 60 hari.
"Terkait tarif Trump kita tentu sedang wait and see ya. Kita harus menunggu keputusan akhir. Negosiasinya seperti apa mengingat Presiden Trump sedang menerapkan maintenance ekspor 60 hari lagi," kata Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri di Semarang, Jumat (16/5).
Pihaknya sedang berusaha memperluas pasar ekspor atau diverifikasi guna mencarikan solusi bagi para pelaku usaha. "Proses diversifikasi dilakukan dengan menggali peluang ekspor ke Uni Eropa (UE)," ungkapnya.
Indonesia memiliki peluang pasar ekspor yang besar ke Eropa termasuk juga ke negara-negara lain karena potensinya yang besar.
"Justru kita sedang mencari potensi potensi lainnya. Ini segmen ya menjadi contoh bahwa Indonesia sedang melakukan dan sebelum tarif Trump dilakukan, kita memang diversifikasi pasar ekspor. Jadi ini potensi sangat besar dari negara-negara lain," ujarnya.
Namun pihaknya menekankan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat masih berjalan sangat baik. Hubungan yang baik juga terjalin antara Indonesia dengan China.
Oleh karenanya pihaknya berkata pelaku usaha tetap survive dan berdaya di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pasar ekspor furnitur, katanya sementara ini tidak terganggu.
"Tapi hubungan kita dengan Amerika dan China sangat baik. Itu jadi leading partner sektor usaha kita. Tapi dengan ketidakpastian global, Indonesia tetap survive dan tetap berdaya. Kita tunggu sampai nanti kita membuat seperti apa strateginya ke depan bagaimana," jelasnya.
Di tempat sama, CEO PT Philnesia International Erick Prasetya Luwia mengatakan adanya kunjungan Wamendag ke pabriknya bertepatan dengan pengiriman lima kontainer ke Amerika Serikat. Produk yang diekspor berupa meja dan kursi.
"Kunjungan ini bertepatan dengan pelepasan lima kontainer ke Amerika. Yang menarik produk yang diekspor adalah meja dan kursi kayu Artinya ini wujud nyata anak bangsa," kata dia.
Saat ini, sektor industri furnitur belakangan menghadapi tantangan yang kompleks. Maka dengan itu dengan kunjungan Wamendag ke pabriknya setidaknya punya sedikit harapan supaya ke depan bisa saling bersinergi.
"Industri furnitur saat ini menghadapi tantangan global yang komplek. Solusi hanya bisa dicapai dengan kolaborasi," pungkasnya.