Wali Kota Idris: Pelaku Pencabulan 11 Santri di Depok Belum Diketahui
Merdeka.com - Pemerintah Kota Depok akan memberikan pendampingan psikologis pada santriwati yang diduga menjadi korban pencabulan di sebuah pondok pesantren di kawasan Beji, Depok. Pemkot Depok sudah menerima permintaan tersebut dari pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya.
“Yang diminta oleh Polda sudah bersurat kepada kami untuk dilakukan recovery pendampingan psikologis ya, bukan pendampingan kasus,” kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris, Sabtu (2/7).
Ditegaskan dia sejauh ini, kasus tersebut masih dalam tahap pendalaman. Tersangka pun belum ditetapkan dalam kasus in. “Sebab belum ketahuan pelakunya, pemeriksaan pelakunya juga belum, dipanggil juga belum karena tidak ada di tempat. Kapolda juga sudah menyatakan bahwa ini masih pendalaman, dan pelakunya belum ada,” ujarnya.
Untuk memberikan pendampingan psikologis, pihaknya sudah berkordinasi dengan pihak terkait. Menurutnya, permasalahan ini memerlukan kerja sama antar seluruh stakeholder seluruh pemerintah.
“Ini kan katanya panti asuhan, saya minta cek dan memang ada izin operasional panti asuhan dari Kadinsos 2020,” ujarnya.
Selain itu, mereka juga mengantongi izin operasional pesantren dari Kantor Kementrian Agama tahun 2020. Hanya saja diperlukan pengawasan mengenai operasional pesantren tersebut. Kemudian juga mengenai kurikulumnyadan pembinaan guru.
“Kami (pemantauan) dari sisi pantinya, anaknya (pantiasuhan) itu pulang pergi, yang menginap hanya (santri) pesantrennya. Pas kamikesana memang sedang libur,” katanya.
Idris mengaku belum bisa berkomentar banyak terkaithal ini karena masih dilakukan pendalaman. Bisa jadi, kata dia kejadiannyaterjadi tahun lalu atau sebelumnya. “Kasus kejadiannya bisa jadi tahun kemarin atau sebelumnya. Intinya masih pendalaman,” pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaDiduga Sakit, Seorang Pria Ditemukan Tewas Membusuk di Kamar Mandi Kontrakan Depok
Tidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaPasien DBD di Depok Melonjak 2 Kali Lipat, Mayoritas Anak-Anak
Penderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak Warga Depok Belum Terima Undangan Pemilu 2024, Ini Penyebabnya
Form C6 harus sudah diterima warga sebelum pencoblosan.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Depok Melonjak, Ini Antisipasi Wali Kota Cegah KLB
Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaIpda Febry Polwan Berwajah Imut Terima Penghargaan dari Jenderal Polisi, Penampilannya Berbaret Merah Disorot
Febry juga salah satu polwan termuda yang menjabat sebagai Kanit PPA Polres Klaten.
Baca SelengkapnyaRehabilitasi Mental Santri Ponpes Al-Hanifiyyah Kediri Lihat Penganiayaan Maut Terhambat, Ini Penyebabnya
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Kediri sebelumnya berencana merehabilitasi mental kepada para santri yang menyaksikan kasus penganiayaan.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Mahasiswi di Depok, Alasan Polisi Belum Tangkap Pelaku Setelah Perkosa 2 Wanita
Dari kasus pemerkosaan sebelumnya, penyidik telah berupaya untuk mencari pelaku.
Baca SelengkapnyaPemerkosaan dan Pembunuhan Mahasiswi di Depok, Pelaku dan Korban Kenalan Lewat Medsos 4 Bulan Lalu
Ketika bertemu pertama kalinya, pelaku dan korban langsung memutuskan untuk berpacaran sekitar dua minggu.
Baca Selengkapnya