Wakil Ketua DPRD: Kota Jayapura sudah tidak aman
Merdeka.com - Serangkaian aksi kekerasan di Jayapura, Papua, sudah membuat gerah warga Bumi Cenderawasih. Wakil Ketua II DPRD Kota Jayapura, M Darwis Massi, mengecam serangkaian teror, kekerasan, penganiayaan dan penembakan yang belakangan ini terjadi di ibu kota provinsi tersebut.
"Saya rasa Kota Jayapura sudah tidak aman lagi dan ini merusak citra," kata Darwis di Jayapura, Kamis, Kamis (7/6)
Darwis sangat menyesalkan terjadinya serangkaian aksi kekerasan. Apalagi, kata dia, dalam waktu dekat ini Jayapura akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Raimuna Nasional ke-10 Gerakan Pramuka di Bumi Perkemahan Cenderawasih yang akan dibuka Presiden SBY dan utusan seluruh Indonesia pada 25 Juni - 1 Juli mendatang.
Peristiwa kekerasan yang terjadi belakangan ini, kata dia, memberikan citra buruk.
"Ini juga cerminan kita punya program nasional ke depan yakni pelaksanaan raimuna ini seakan-akan tidak siap. Dan itu memberikan preseden buruk bagi penilaian nasional dan internasional," kata dia seperti dikutip Antara.
Darwis menegaskan, aparat kepolisian seharusnya mulai meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan dengan melakukan patroli secara rutin ke tempat-tempat yang dianggap rawan hingga ke pelosok Kota Jayapura.
Patroli keliling, katanya, bisa memberikan rasa aman bagi warga kota, sekaligus memperkecil ruang bagi para teroris untuk melangsungkan aksi mereka.
"Jangan sampai masyarakat sendiri mengamankan dirinya dengan caranya sendiri, karena dianggap aparat tidak mampu lagi. Negara yang harus bertanggungjawab akan masalah ini, tentunya lewat kepolisian seharusnya punya kapasitas dan keberanian lewat kerja keras mengungkap kasus ini," katanya.
Dia mengaku, dalam tiga hari belakangan ini, Kota Jayapura diteror secara beruntun dengan adanya sejumlah penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal.
Pada Senin (4/6) malam Gilberth F M, pelajar SMU Kristen Kalam Kudus ditembak OTK di bagian dada saat melintas di daerah Skyline.
Selasa (5/6) malam terjadi dua kasus dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni tiga orang ditembak oleh OTK. Dua warga sipil ditembak dibagian perut di Jalan Sam Ratulangi tak jauh dari Mapolda Papua. Sedangkan anggota TNI, Pratu FD Kune ditembak dibagian lehernya saat melintas di jalan raya Abepura-Entrop atau depan CV Thomas.
Pada Rabu malam (6/6) sekitar pukul 21.00 WIT, seorang PNS Kodam XVII/Cenderawasih bernama Arwan ditembak oleh OTK di jalan baru dekat kantor Wali Kota Jayapura dan Kamis pagi, penembakan di dekat kampus Universitas Yapis Papua.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Jadi ditunjuk lewat keputusan presiden. Jadi artinya dia mau kasih ke wapresnya, mau kasih ke siapa, problem ketatanegaraan kita menjadi selesai."
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu sempat mengakibatkan Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Baca SelengkapnyaDPR RI dan pemerintah menyepakati Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) dibawa ke Rapat Paripurna untuk disahkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Surpres tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku di DPR RI.
Baca SelengkapnyaKejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaKetua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta penegak hukum menyelidiki kasus dugaan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota membeli lahan sendiri di Kalideres.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, IKN secara hukum akan efektif menjadi ibu kota negara menggantikan Jakarta pada saat Keppres diterbitkan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek.
Baca Selengkapnya