Virolog: Penyebaran Covid-19 MU Tidak Secepat Varian Delta
Merdeka.com - Ahli virologi Universitas Udayana Bali Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan bahwa penyebaran virus COVID-19 varian MU tidak secepat penyebaran varian delta. Selain itu, belum ada bukti apakah lebih ganas MU daripada delta atau sebaliknya.
"Bisa dilihat daya sebar varian MU tidak secepat varian delta. Justru varian delta ini lebih cepat dari MU," kata Prof Kade Mahardika saat dikonfirmasi melalui telepon di Denpasar, Bali dilansir Antara, Senin (6/9).
Ia mengatakan bahwa penyebaran MU itu jauh lebih lambat daripada varian delta. Sementara untuk tingkat keparahan dari masing-masing varian virus tersebut belum ada data dan bukti yang pasti.
"Untuk yang sudah vaksinasi, saya kira masih berkhasiat dengan kekebalan tubuh yang baik. Sehingga belum perlu untuk dikhawatirkan," katanya.
Ia mengatakan bahwa varian MU saat ini sudah menjadi varian yang perlu dipelajari. Awal 2021 sudah dikabarkan muncul di Kolombia, selain itu tidak hanya di Kolombia varian MU juga menyebar di wilayah lain dengan persentase yang rendah.
Menurutnya, munculnya varian MU bisa jadi turunan dari varian Alpha yang menyebar dari Inggris. Bila dibandingkan dengan varian delta, varian MU tidak menyebar secepat varian delta.
"Bahkan varian delta muncul bulan belakangan daripada varian MU tapi sudah dominan. Di dunia 70-90 persen virus yang bersirkulasi adalah varian delta," katanya.
Ia mengatakan bahwa saat ini penting adanya memperketat keluar masuknya orang asing ke Indonesia. Aturan PCR dan karantina untuk tidak dilonggarkan.
"Yang penting masuknya orang asing ke Indonesia dan diikuti PCR negatif lalu karantina 5 hari. PCR negatif itu jangan dilonggarkan dan tetap ketat dijalankan. Saya yakin belum ada negara yang aman dan bisa menekan masuknya varian baru dari luar. Jadi seminimal mungkin bisa cegah risiko masuk ke Indonesia," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca Selengkapnya