Urusan jet tempur, lebih baik beli buatan Amerika atau Rusia?

Jumat, 26 Juni 2015 08:05 Reporter : Sri Wiyanti
Urusan jet tempur, lebih baik beli buatan Amerika atau Rusia? F-16 dan Sukhoi kawal pesawat kepresidenan. ©My Dharma Gultom

Merdeka.com - Indonesia berencana membeli pesawat tempur Sukhoi SU-35 untuk menggantikan F-5 Tiger. Pesawat ini merupakan salah satu jet tempur terbaik buatan Rusia. Sementara F-5 merupakan jet tempur buatan Amerika Serikat.

Sukhoi SU-35 jarang ditampilkan ke publik. Tapi beberapa penampilannya di Airshow International membuat kaget pilot-pilot AS dan sekutunya.

Pada 2012, pemerintah Indonesia memilih membeli jet tempur F-16 bikinan Amerika Serikat ketimbang membeli jet tempur Sukhoi bikinan Rusia. Buatan Amerika Serikat atau buatan Rusia, pesawat tempur produksi dua negara pernah terlibat perang dingin tersebut sama-sama memiliki keunggulan. Lantas, mana yang selayaknya dipilih oleh Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI?

Pengamat Militer Universitas Padjajaran, Muradi mengatakan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat maupun buatan Rusia, masing-masing memiliki kelebihan. Sukhoi buatan Rusia memiliki kemampuan manuver vertikal. Namun, Indonesia terbiasa dengan F-16 buatan Amerika Serikat.

F-16 sendiri sudah berkali-kali mengalami kecelakaan. Insiden F-16 baru-baru ini terjadi pada Rabu (24/6) di Lanud Iswajuhdi, Madiun, Jawa Timur di mana F-16 mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan usai melaksanakan latihan terbang. Sebelumnya, pada 16 April 2015, F-16 terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Bodi pesawat terbakar habis, dan pilot mengalami luka bakar cukup parah.

Menurut Muradi, kualitas F-16 tidak akan seburuk itu apabila pemerintah menggunakan F-16 anyar. "F-16 yang kita pakai itu kan sudah dipakai 20 tahun lebih oleh Amerika, kondisinya juga pasti berbeda. Itu kan pesawat hibah," kata Muradi kepada merdeka.com, Kamis (25/6).

Muradi menyarankan pemerintah untuk berhenti menggunakan pesawat hibah meski dari sisi harga jauh lebih murah. "Perbandingannya itu kalau beli baru dapat 1 kalau hibah dapat 4. Jadi menurut saya, sudah berhenti dapat hibah, tahun 2017 hibah sudah berenti, (pemerintah) beli pesawat (tempur) baru," tegasnya.

Namun, secara pribadi, Muradi lebih memilih pesawat buatan Rusia ketimbang pesawat buatan Amerika Serikat. "Kalau saya lebih nyaman pakai kita pakai Sukhoi, secara teknologi lebih bagus, bisa manuver vertikal. Indonesia kan banyak gunung, jadi ketika ketemu gunung, manuver bisa lebih cepat. Tapi sukhoi itu maintenance memang mahal. Kalau soal suku cadang suku cadang bisa di kanibal ya nyaman F-16, tapi harus baru, kalau enggak problem akan sama," ungkapnya.

[siw] SELANJUTNYA

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini