Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tragis, seumur hidup berjuang, Tan Malaka tak ikut Proklamasi RI

Tragis, seumur hidup berjuang, Tan Malaka tak ikut Proklamasi RI tan malaka. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Selama puluhan tahun Tan Malaka memimpikan Indonesia merdeka. Meski berada di luar negeri karena dibuang oleh Belanda, Tan Malaka tak henti-hentinya memikirkan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pemikiran dan ide perjuangannya ditulisnya menjadi artikel dan kemudian dibaca para aktivis pergerakan kemerdekaan di tanah air. 'Naar de Republiek Indonesia alias 'Menuju Republik Indonesia' yang ditulis Tan pada 1925 dan Massa Aksi yang ditulis pada 1926, menjadi salah satu rujukan aktivis kemerdekaan di tanah air saat itu.

Karenanya, tak heran nama Tan Malaka sangat terkenal dan menjadi idola para aktivis kemerdekaan saat itu. Meski pada Agustus 1945, Tan Malaka telah berada di Jakarta, nyatanya 'Bapak Republik Indonesia' itu tak terlibat secara langsung dalam Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Kenyataan itu menjadi penyesalan mendalam bagi Tan Malaka.

"Rupanja sedjarah Proklamasi 17 Agustus tiada mengizinkan saja tjampur tangan; hanja mengizinkan tjampur djiwa sadja. Ini sangat saja sesalkan! Tetapi sedjarah tiada mempedulikan penjesalan seseorang manusia, ataupun segolongan manusia," kata Tan Malaka dalam bigrafinya 'Dari Penjara ke Penjara Jilid III.'

Absen dalam Proklamasi Kemerdekaan RI bukanlah kemauan Tan Malaka. Sang Patjar Merah sesungguhnya telah bolak balik dari Banten-Jakarta untuk menghadiri rapat pemuda yang membahas soal kemerdekaan. Tan Malaka yang saat itu menyamar dengan nama Ilyas Hussein didaulat sebagai wakil pemuda Banten.

Dalam buku 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' Karya Harry A Poeze dituliskan, masa lalu Tan Malaka yang panjang sebagai orang buangan dan terus menerus dalam bayang-bayang penangkapan polisi rahasia negara imperialis, membuatnya amat berhati-hati. Tan tak mudah mempercayai orang karena mata-mata musuh yang mencarinya ada di mana-mana.

Apalagi saat itu fasis Jepang telah mendapat informasi soal keberadaan Tan Malaka di Jawa. Sementara, orang yang mengaku-ngaku sebagai Tan Malaka alias Tan Malaka palsu saat itu banyak beredar. Hal itu semakin membuat Tan Malaka berhati-hati dan menutup rapat-rapat identitas aslinya.

Di Jakarta Tan Malaka mengenal dan bertemu dengan para tokoh pemuda radikal seperti Soekarni, Chaerul Saleh dan BM Diah. Tan mempelajari semangat dan sifat para pemuda itu. Intinya para pemuda tak sepakat dengan golongan tua, yakni Soekarno-Moh Hatta dkk terkait kemerdekaan RI dengan campur tangan Jepang.

Bagi mereka, kemerdekaan Indonesia harus lepas dari bau Jepang. Dalam pertemuan dengan Soekarni dkk, Tan Malaka memaparkan soal ide-ide, wawasan dan pemikirannya. Hal itu membuat para pemuda terkagum-kagum sekaligus bertanya-tanya siapa sebenarnya Ilyas Hussein itu. Tak mungkin seorang pekerja biasa di tambang romusha, Bayah, Banten, memiliki pengetahuan yang begitu luar biasa.

Soekarni yang sesungguhnya adalah pengemar Tan Malaka, bahkan menilai apa yang dibicarakan, pemikiran dan analisis politik Ilyas Hussein sama dengan semua isi buku Tan Malaka. Karena itu dia ragu kepada Hussein. Soekarni takut kalau-kalau Hussein adalah adalah seorang agen atau mata-mata Jepang yang hendak merusak perjuangan kemerdekaan para pemuda.

Pada 14 Agustus 1945, Tan Malaka datang ke rumah Soekarni. Saat itu Soekarni amat sibuk dan banyak pemuda yang keluar masuk rumahnya. Tan tak mengetahui apa yang tengah dipersiapkan Soekarni. Saat berbicang, Tan mengeluarkan analisisnya soal konstalasi dunia saat itu dan kemerdekaan Indonesia sudah dekat. Soekarni amat terkesima atas analisis Tan. Usai berbincang, Soekarni lantas pergi dan meminta Tan tinggal di asrama belakang rumahnya.

Belakangan diketahui Soekarni dkk rupanya tengah mempersiapkan penjemputan paksa terhadap Soekarno-Hatta menuju Rengasdengklok untuk membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

"Waktu djauh malam sdr Soekarni pulang sebentar. Tetapi sesudah itu saja tiada melihat mukanja lagi sampai lebih kurang satu setengah bulan sesudahnya Proklamasi. Dengan putusnja perhubungan dengan sdr Soekarni dan Chaerul Saleh djustru satu hari sebelum Proklamasi sampai satu setengah bulan sesudahnja Proklamasi maka putuslah pula perhubungan saja dengan cara pemuda jang kiranja sepaham dengan saja," kata Tan Malaka.

Beberapa bulan kemudian, akhirnya Soekarni dkk mengetahui Ilyas Hussein adalah Tan Malaka, orang yang menjadi idola mereka. Tan dan Soekarni dkk lantas berkolaborasi dalam revolusi Indonesia salah satunya membentuk Persatuan Perjuangan (PP) yang menjadi oposisi pemerintahan Sjahrier.

Seperti kata Tan, sejarah rupanya tak mengizinkannya campur tangan dalam Proklamasi 17 Agustus 1945.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik

Ini Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik

Polres Bantul memetakan jalur rawan kecelakaan dan bencana jelang persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya
Tragis, Remaja Diperkosa sambil Direkam dan Diancam Dibunuh

Tragis, Remaja Diperkosa sambil Direkam dan Diancam Dibunuh

Setelah puas melakukan aksi bejatnya itu, tersangka kemudian mengembalikan kunci sepeda motor dan handphone milik korban.

Baca Selengkapnya
Tragis! 2 Balita di Simalungun Tewas Terbakar di Rumahnya, saat Orang Tua Pergi ke Warung

Tragis! 2 Balita di Simalungun Tewas Terbakar di Rumahnya, saat Orang Tua Pergi ke Warung

Ketika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tragis, Penagih Utang di Cianjur Tewas Dibacok Pengutang

Tragis, Penagih Utang di Cianjur Tewas Dibacok Pengutang

Korban yang tidak menaruh curiga langsung masuk ke rumah pelaku SR, yang sudah menyiapkan golok.

Baca Selengkapnya
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Baca Selengkapnya
Kasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron

Kasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron

Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.

Baca Selengkapnya
Amankan Jalur Mudik di Malang, Polisi Evakuasi Lansia Sesak Napas

Amankan Jalur Mudik di Malang, Polisi Evakuasi Lansia Sesak Napas

Tim Reaksi Cepat Satuan Lalu Lintas Polres Malang yang bertugas dalam Operasi Ketupat Semeru 2024 langsung mengevakuasi lansia itu ke RS Saiful Anwar Malang.

Baca Selengkapnya
Ganjar Minta Relawan & Pendukungnya Tak Takut Tekanan & Intimidasi Jelang Pemilu: Kita Punya Kebebasan!

Ganjar Minta Relawan & Pendukungnya Tak Takut Tekanan & Intimidasi Jelang Pemilu: Kita Punya Kebebasan!

Ganjar juga berpesan pada relawan di Manggarai NTT agar terus menemui masyarakat dan meminta datang ke TPS pada 14 Februari nanti dan mecoblos nomor 3.

Baca Selengkapnya
Curhat Prajurit TNI Adiknya 6 Kali Gagal jadi Polisi, Kapolri 'Persiapkan Biar Enggak Bikin Malu'

Curhat Prajurit TNI Adiknya 6 Kali Gagal jadi Polisi, Kapolri 'Persiapkan Biar Enggak Bikin Malu'

Curhat berujung manis, adik prajurit TNI dijanjikan lulus oleh Kapolri usai gagal berkali-kali. Begini informasinya.

Baca Selengkapnya