Tradisi Barayo Saat Idulfitri Tak Berhenti 'Dihantam' Pandemi
Merdeka.com - Tradisi barayo atau berkunjung ke rumah saudara saat hari raya tetap digelar masyarakat asli Kurai Bukittinggi, Sumatera Barat. Tradisi ini tetap dilaksanakan meski di tengah pandemi Covid-19.
"Ini merupakan adat kebiasaan kami urang Kurai setiap Lebaran," kata salah seorang Bundo Kanduang atau kaum ibu masyarakat Kurai, Yusnani di Bukittinggi. Dilansir Liputan6.com, Jumat (13/5).
Tradisi Barayo merupakan salah satu kebiasaan mengunjungi sanak saudara dengan membawa beras untuk bersilaturahmi. Beras yang dibawa biasanya dijinjing ke atas kepala dan dibawa oleh kaum perempuan.
"Kaum lelaki hanya bertugas mengantarkan kami perempuan ke rumah sanak saudara dan biasanya hanya di sekitar kampung halaman di Bukittinggi," kata Yusnani.
Kebiasaan itu sudah semakin bergeser dan tidak banyak dilakukan. Terlebih di masa pandemi yang membuat batasan bahkan larangan halal bihalal ke rumah sanak saudara saat Idulfitri.
"Namun sebelum pandemi pun, banyak generasi penerus kami yang enggan melakukan tradisi "Barayo" ini, hanya kami para orang tua saja yang masih melakukan ini," kata dia.
Dia menambahkan, generasi muda saat ini lebih banyak malu berkunjung ke rumah saudaranya sendiri dibanding mengunjungi rumah teman-temannya.
"Cukup disayangkan memang, beberapa anak kemenakan kami merasa malu ketika diajak melakukan tradisi "Barayo" ini," kata dia.
Tradisi Barayo biasa dilakukan sejak awal Lebaran hingga sepekan ke depannya secara bersama sama oleh kaum perempuan Kurai.
Orang Kurai atau suku Kurai merupakan penduduk asli Kota Bukittinggi yang masih banyak mempertahankan hukum adat serta kebiasaannya.
Pembatasan kegiatan halal bihalal dan silaturahmi selain keluarga terdekat selama Lebaran menjadi salah satu yang diimbau tidak dilakukan dalam Surat Edaran Wali Kota Bukittinggi. Surat itu merujuk kepada Surat Edaran Menteri Agama tanggal 06 Mei 2021 karena Bukittinggi tergolong dalam zona oranye.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca Selengkapnya