Tradisi bakar apam di Aceh nyaris punah usai tsunami

Merdeka.com - Asap mengepul dari tungku dapur pembuatan apam, kuliner tradisional yang menjadi warisan indatu rakyat Aceh. Mata perih, tak menyurutkan semangat ibu-ibu di Gampong Lam Ujung, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar memasak apam.
Apam makanan mirip serabi ini dimasak dalam cudu (periok tanah tempat memasak apam) dengan menggunakan sumber bara api daun kelapa kering. Ada beragam ukuran cudu yang dipergunakan, baik yang besar maupun yang kecil.
Ada enam kelompok ibu-ibu di gampong itu sedang mengikuti lomba memasak apam menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-72. Setiap kelompok ada 8 wanita beragam usia memasak apam khas Aceh Besar.
Semua ibu-ibu dengan cekatan meracik penganan apam dan memasaknya. Sebelum bahan mentah apam dimasukkan dalam cudu, terlebih dahulu diberikan sedikit garam, agar terasa gurih dan tak lengket serta mudah diambil setelah masak.
Waktu memasak setiap satu apam hanya membutuhkan waktu sekitar satu menit. Api yang digunakan pun tidak boleh terlalu besar atau kecil. Cukup menggunakan bara api agar Apam tidak hangus.
"Saya belajar sama orang tua dulu, sering saya masak, saya sudah masak apam sejak tahun 1970," kata Rusma (55) seorang peserta lomba.
Putri Hasanah (33) mengaku juga sering memasak apam dan belajar dari ibunya. Baginya, membuat apam itu tidak sulit, akan tetapi ini harus ada keinginan pada diri sendiri untuk belajar.
"Sering buat apam, bulan puasa sama ibu sering buat, tidak sulit buatnya, tergantung keinginan kita sendiri," imbuhnya.
Dalam tradisi masyarakat Aceh, penganan apam ini sering dimasak saat menghadapi bulan Rajab yang disebut dengan bulan Apam. Apam tersebut lalu dibagi-bagikan pada tetangga dan orang fakir miskin lainnya yang ada di sekitar rumah.
Apam ada empat jenis, di antaranya apam rasa gurih, ini merupakan apam asli Aceh yang terbuat dari tepung beras dan dicampur dengan air dan parutan kelapa. Apam rasa gurih ini tidak menggunakan gula pasir, cukup pemanisnya dari air kelapa.
Kemudian ada apam rasa daun pandan, lalu apam kelapa dan yang terakhir apam rasa ketela. Selain itu apam tersebut mengikuti perkembangan zaman, yang biasanya disebut dengan serabi.
Apam dimakan dengan dicampur dengan Kuah Tuhe, semacam kolak berisi santan dicampur irisan pisang, buang nangka. Dengan campuran Kuah Tuhe inilah apam santap yang menjadi kuliner tradisional Aceh ini.
Untuk melestarikan kuliner indatu rakyat Aceh ini, Gampong Lam Ujung ini menggelar lomba memasak apam. Ini dilakukan untuk agar kuliner peninggalan indatu tak terkikis dengan perkembangan zaman.
Setelah semua masak. Keenam kelompok tersebut menghidangkan di depan mereka masing-masing setelah terlebih dahulu dihias. Lalu dewan juri datang menilai rasa, keindahan dan juga cara memasak.
Kepala Gampong Lam Ujung, Ramli Yunus mengaku paska tsunami tradisi bakar apam sudah terkikis, setelah banyak orang tua yang sudah meninggal korban tsunami. Sehingga pihaknya membangkitkan kembali tradisi apam ini dengan membuat lomba apam.
"Paska tsunami tidak ada lagi (bakar apam akhir bulan Apam), makanya kami buat lomba," jelas Ramli Yunus.
Kuliner tradisional Aceh ini pun diharapkan bisa terus dilestarikan, agar tidak terkikis perkembangan zaman, di tengah-tengah gempuran masakan luar yang menghiasi pasar di Aceh.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Anies-Cak Imin Kaji Rumah DP 0 Rupiah jadi Program Nasional, Begini Skemanya
Anies Baswedan dan Cak Imin mengkaji rumah down payment (DP) nol rupiah dibawa ke tingkat nasional.
Baca Selengkapnya


Anies Baswedan Bakal Bawa BOTI ke Tingkat Nasional Bila Terpilih jadi Presiden
Anies Baswedan akan membawa program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) ke tingkat nasional.
Baca Selengkapnya


Cerita Eks Panglima TNI Diajak Kepsek ke Tukang Cukur Gara-Gara Rambut Gondrong, Awalnya PD Ditraktir Sarapan
Moeldoko menceritakan kisah masa lalunya saat ia anak-anak dan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah karena berambut gondrong.
Baca Selengkapnya


Abu Bakar Ba'asyir Kirim Surat untuk Ganjar Pranowo
Ba'asyir mengakui jika banyak pertentangan dari non-muslim, namun dirinya tidak mempermasalahkannya.
Baca Selengkapnya


Gibran ke Pensiunan: Silakan yang Mau Masuk Partai Politik
Gibran memutuskan untuk tidak kampanye, dan masih memimpin Solo.
Baca Selengkapnya

Pernah Ditipu, Ini Kisah Perjuangan Juragan Tahu Pedas Merintis Bisnis Kuliner hingga Sukses
“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Baca Selengkapnya

Mengenal Tari Gandrung, Hiburan Rakyat saat Acara Hajatan di Banyuwangi
Kesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca Selengkapnya

Kumpulan Peribahasa Minangkabau dan Artinya, Penuh Pesan Bijak dan Motivasi Hidup
Simak kumpulan peribahasa Minangkabau dan artinya berikut ini. Berisi pesan bijak dan motivasi hidup.
Baca Selengkapnya

Empat Kuliner Ini Ditetapkan Kemenkum HAM jadi Pengetahuan Tradisional Asli Banyuwangi
Empat kuliner tersebut adalah sego cawuk, sego tempong, pecel pitik, dan ayam kesrut.
Baca Selengkapnya

Mengenal Bangsi Alas, Alat Musik Tradisional Aceh Tenggara yang Terbuat dari Bambu
Provinsi Aceh memiliki ragam jenis alat musik tradisional, salah satunya Bangsi Alas yang tumbuh dan berkembang di Lembah Alas, Aceh Tenggara.
Baca Selengkapnya

Desa Linggawangi Tasikmalaya Punya Tradisi Perjodohan Unik, Pria dan Wanita Saling Menggoda di Sawah
Para pria atau jejaka setempat menggoda wanita yang membantu panen di sawah dengan berpantun.
Baca Selengkapnya

Kisah Pasukan Marsose, Satuan Tentara Bayaran Belanda untuk Lawan Perjuangan Masyarakat Aceh
Setiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang
Baca Selengkapnya