Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tolak RUU KPK, Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi di Kantor DPRD Bali

Tolak RUU KPK, Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi di Kantor DPRD Bali Aksi Massa Datangi Kantor DPRD Bali. ©2019 Merdeka.com/Moh Kadafi

Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Bali Anti Korupsi (Ammbak) melakukan aksi damai mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali. Kedatangan mereka menyuarakan aspirasi dan menolak Revisi Undang-undang (RUU)Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam aksi tersebut, massa melakukan teatrikal dan memanjatkan doa bersama untuk kepergian Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Presiden Mahasiswa Universitas Udayana, Javents Lumbantobing mengatakan, pihaknya menolak di revisinya Undang-undang KPK yang digulirkan DPR RI pada 6 September 2019 lalu.

"Kedua kami menolak RUU nomor 30 tahun 2002 tentang KPK karena dapat melemahkan KPK. Tiga, menuntut penjelasan pertimbangan panitia seleksi dalam pengerucutan 10 nama calon pimpinan KPK," katanya di halaman Kantor Gedung DPRD Bali, Kamis (12/9) sore.

Javents juga menjelaskan, ada 10 persoalan di draft RUU KPK yang sangat berbahaya dan bisa melemahkan KPK apabila dilanjutkan. Pertama, independensi KPK akan terancam. Kedua penyadapan yang dilakukan oleh KPK akan dipersulit dan dibatasi. Dan ketiga pembentukan dewan pengawas yang dipilih oleh DPR yang nantinya akan mempersulit KPK.

Kemudian keempat, adalah sumber penyelidik dan penyidik KPK akan dibatasi. Kelima adalah penuntutan perkara korupsi harus koordinasi dengan Kejaksaan Agung. Keenam terkait perkara yang mendapat perhatian masyarakat tidak lagi menjadi kriteria. Selanjutnya, kewenangan pengambilalihan perkara dipangkas.

Selanjutnya kedelapan soal kewenangan-kewenangan strategis pada proses penuntutan akan dihilangkan. Kesembilan, KPK berwenang menghentikan penyidikan dan penuntut. Dan terakhir, kewenangan KPK untuk mengelola pelaporan serta pemeriksaan LHKPN dipangkas.

Untuk itu, Javents menjelaskan, massa aksi mendesak Presiden Joko Widodo dan DPR RI untuk menghentikan pembahasan RUU KPK.

"Menuntut transparansi dari hasil fit and proper test mengenai calon pimpinan KPK yang dilaksanakan oleh Komisi III DPR RI dan kelima mengajak seluruh akademisi dan masyarakat Bali untuk lebih kritis dalam menanggapi upaya pelemahan KPK serta sigap terhadap permasalahan korupsi di Bali," tegasnya.

Kehadiran para massa aksi ini diterima oleh beberapa anggota DPRD Bali, diantaranya adalah Wakil Ketua sementara DPRD Bali yakni Nyoman Sugawa Kori. Sugawa mengatakan, setuju dengan 10 persoalan di draft RUU KPK dan ikut mendatangi surat tersebut dan akan ikut menolak jika hal tersebut melemahkan KPK.

"Iya kita akan kirim surat ke DPRI karena kita setuju dengan aspirasi masyarakat, bahwa, pemberantasan korupsi itu harus ditegakkan. Kemudian pelemahan KPK itu harus dihindari, kalau ada potensi pelemahan kita minta DPR agar tidak tidak melakukan itu," tutupnya.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Jamin Revisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja Jika jadi Presiden 2024

Anies Jamin Revisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja Jika jadi Presiden 2024

Anies Baswedan memastikan bakal merevisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

Baca Selengkapnya
Pengamat Nilai Firli Bahuri Harus Diberhentikan Secara Tidak Hormat

Pengamat Nilai Firli Bahuri Harus Diberhentikan Secara Tidak Hormat

Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri dinilai perlu diberhentikan dengan tidak hormat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
Sivitas Akademika UIN Jakarta Sampaikan Petisi, Minta Presiden Jokowi hingga KPU Netral di Pemilu

Sivitas Akademika UIN Jakarta Sampaikan Petisi, Minta Presiden Jokowi hingga KPU Netral di Pemilu

Pernyataan sivitas akademika dan alumni UIN dilakukan setelah menimbang dan memperhatikan perkembangan penyelenggaraan pemilu/pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kepala BPIP Ajak Mahasiswa Jadi Pelopor Penjaga Demokrasi di Pemilu 2024

Kepala BPIP Ajak Mahasiswa Jadi Pelopor Penjaga Demokrasi di Pemilu 2024

Menurutnya mahasiswa memiliki peran penting terutama sebagai penguat moral juga sebagai penjaga nilai.

Baca Selengkapnya
Rektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari

Rektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari

ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari

Baca Selengkapnya
Sivitas Akademika Unipdu Jombang Serukan Pemilu Damai dan Tolak Politik Praktis

Sivitas Akademika Unipdu Jombang Serukan Pemilu Damai dan Tolak Politik Praktis

Mahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.

Baca Selengkapnya
Istana: Surat Pengunduran Diri Firli Bahuri Sedang Diproses

Istana: Surat Pengunduran Diri Firli Bahuri Sedang Diproses

surat perbaikan terkait pengunduran diri Firli Bahuri dari Ketua KPK sedang diproses

Baca Selengkapnya
Giliran Universitas Bung Karno Keluarkan Petisi Tolak Penyalahgunaan Kekuasaan di Pemilu 2024

Giliran Universitas Bung Karno Keluarkan Petisi Tolak Penyalahgunaan Kekuasaan di Pemilu 2024

KPU, Bawaslu, DKPP serta organ yang berada di bawahnya diinginkannya bersikap independen

Baca Selengkapnya
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan

Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya