Tolak Pilkada di Zona Merah Covid-19, Warga Gugat KPU dan Bawaslu Medan
Merdeka.com - Kota Medan masih menjadi zona merah penyebaran Covid-19. Sejumlah kalangan menilai tahapan pilkada langsung di daerah ini sebaiknya ditunda.
Sejumlah warga yang bergabung dalam Pokja Pilkada GNPF-Ulama Sumut bahkan menggugat KPU dan Bawaslu Kota Medan agar menunda pelaksanaan pilkada. Gugatan itu didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (16/9).
"Apa yang kita lakukan hari ini menggugat KPU dan Bawaslu Kota Medan dalam penyelenggaraan Pilkada Kota Medan. Ini adalah langkah lanjutan dari sejak 3 bulan yang lalu Pokja Pilkada GNPF-Ulama Sumut sudah memperhatikan dengan baik bahwa pilkada kali ini adalah pilkada horor," kata Ketua Pokja Pilkada GNPF-Ulama Sumut, Tumpal Panggabean.
Dia memaparkan, kondisi Kota Medan belum kondusif untuk pelaksanaan pilkada langsung. Kasus konfirmasi Covid-19 terus terjadi setiap hari. Jika pilkada langsung dipaksakan, mereka khawatir akan menjadi kluster baru penyebaran virus corona, sehingga membahayakan warga Kota Medan.
Pokja Pilkada GNPF-Ulama Sumut pun melihat protokol kesehatan masih diabaikan pada tahapan pilkada yang sudah berlangsung. “Siapa yang bisa menggaransi semua bisa mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Tidak satu pun calon yang mendaftar di Indonesia ini yang menjalankan protokol kesehatan dengan baik, termasuk di Kota Medan. Yang ada adalah membawa massa di mana-mana," jelas Tumpal.
Menurut Tumpal, pilkada dapat dilaksanakan jika Kota Medan sudah menjadi zona hijau Covid-19. Artinya, pandemi harus dapat dikendalikan sebelum pelaksanaan pesta demokrasi itu. "Tetapi ketika zona merah, kita meminta kepada stakeholder terkait, pemerintah, KPU, Bawaslu untuk menunda pilkada Kota Medan sampai betul-betul aman," cetusnya.
Koordinator tim advokasi hukum GNPF-Ulama Sumut, Raja M Harahap, menyebut gugatan diajukan 10 warga yang lahir dan besar di Kota Medan. "Gugatan ini dilakukan berdasarkan prosedur class action, sehingga kepentingan penggugat sudah mewakili hak-hak masyarakat lainnya," sebut Raja.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaNamanya Masuk Bursa Calon Wali Kota Medan, Intip Perjalanan Karier Once Mekel dari Penyanyi hingga Caleg
Ia juga disebut berpeluang maju di Pilkada Depok dan Daerah Khusus Jakarta (DKJ)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tolak Gubernur Ditunjuk Presiden, PKB Dukung Usulan Wali Kota Dipilih Lewat Pilkada Diatur dalam RUU DKJ
PKB setuju usulan PKS itu karena setelah RUU DKJ ditetapkan menjadi undang-undang, maka Jakarta bakal berganti status.
Baca Selengkapnya16 Tahanan Polsek Tanah Abang Kabur Lewat Ventilasi, Dua Orang Berhasil Diamankan
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut para tahanan dapat meloloskan diri dengan cara melewati ventilasi ruang sel.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Markas Polda Lampung Ditembak Orang Tak Dikenal saat Sahur
Di sana tampak beberapa kilatan cahaya kuning yang diduga letusan dari tembakan pelaku dari dalam mobil VRZ.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu, Polisi Pastikan Kondisi Jakarta dan Sekitarnya Aman Terkendali
Pencoblosan Pemilu 2024 dilakukan pada Rabu, 14 Februari kemarin.
Baca SelengkapnyaAda Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya