Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tolak Anggaran Penangkapan Burung Pipit di Sleman, LSM Ungkit Kebijakan Mao Zedong

Tolak Anggaran Penangkapan Burung Pipit di Sleman, LSM Ungkit Kebijakan Mao Zedong Burung pipit. ©2021 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - DPRD Kabupaten Sleman tengah membahas anggaran untuk penangkapan burung pipit atau emprit yang dianggap sebagai hama pertanian. Namun langkah ini mendapat protes dari pegiat konservasi.

Yayasan Wahana Gerakan Lestari Indonesia (Wagleri) mengkritik keras langkah DPRD Sleman. Menurut lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini, penangkapan burung pipit dengan memasang jaring di persawahan adalah upaya destruktif. Langkah itu justru akan merusak dan melahirkan ketimpangan ekosistem.

"Tidak hanya rantai makanan. Bisa juga nanti ekologinya terganggu semua," kata Ketua Pengurus Yayasan Wagleri Hanif Kurniawan saat dihubungi, Jumat (26/3).

Hanif juga mengingatkan kajian historis tentang upaya memusnahkan burung gereja yang pernah dilakukan di Tiongkok. Pemimpin negara itu, Mao Zedong, memerintahkan agar burung gereja dimusnahkan karena menjadi hama pertanian.

"Perintah itu malah menjadi malapetaka, karena justru memicu merebaknya hama lain, seperti serangga dan tanaman gulma. Artinya pertanian yang katanya mau berjalan justru terpuruk. Itu kajian historis," urai Hanif.

Menurut Hanif, selain tak melakukan kajian historis, usulan dari DPRD Sleman juga tak didukung kajian ilmiah. "Ketika sudah ada kajian ilmiahnya mana emprit yang makan padi, mana yang nggak, kan nggak ngerti. Kalau makan padi pun, apa iya emprit serakus tikus? Kan nggak tahu juga," kritik Hanif.

"Lha tikus yang rakus saja masih bisa dikendalikan pakai rekayasa biologi, ekologinya masih bisa dimainkan. Apalagi emprit yang belum terlalu parah," imbuh Hanif.

Kajian ilmiah diperlukan dalam pengendalian satwa liar, seperti jumlah populasi di alam, daya dukung lingkungan, kecepatan reproduksi hingga peran organisme tersebut dalam ekosistem. Menurutnya, banyak banyak kampus mempunyai ahli dan kajian ilmiah untuk mengatasi permasalahan burung pipit itu.

"Beberapa puluh kampus ada di sini. Ada Fakultas Biologi, Kedokteran Hewan, Kehutanan, Pertanian. Kenapa tidak kemudian mereka dilibatkan untuk kemudian kita jajaki dan memberikan solusi terbaik," papar Hanif.

"Makanya ketika pemerintah membuat kebijakan, itu bisa konsultasi dengan berbagai macam perguruan tinggi di Yogyakarta. Ya, tentu jalannya akan lebih terang," imbuh Hanif.

Wakil Ketua DPRD Sleman Arif Kurniawan angkat bicara usai muncul kritikan terhadap anggaran penangkapan burung pipit. Dia menyatakan anggaran itu belumlah diketok palu.

Arif menuturkan, pengajuan usulan penangkapan burung pipit berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Sleman untuk melindungi lahan petani secara menyeluruh.

"Jadi kalau dari serangan hama tikus mengatasinya dengan pengadaan galvalum. Sementara untuk menangkap dan menghalau burung emprit lewat pengadaan jaring," ucap Arif.

Arif membeberkan penambahan anggaran untuk jaring penangkap dan penghalau burung pipit ini di kisaran Rp 120 juta hingga Rp 140 juta. Anggaran ini masih didiskusikan.

Terkait kajian ilmiah mengenai apakah burung pipit masuk hama pertanian atau tidak, Arif mengaku belum ada kajian secara valid. Namun mereka terbuka untuk kajian mendalam bersama para pegiat konservasi, karena kebijakan tidak boleh bertabrakan dengan upaya pelestarian lingkungan.

"Kita belum bisa menyampaikan apakah burung emprit itu masuk dalam kategori hama seperti tikus, wereng, dan itu dibasmi. Tapi fakta itu mengganggu. Ketika sudah hampir panen pasti habis dimakan oleh burung emprit itu," tutup Arif.

(mdk/yan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Alasan Bareskrim Polri Tolak Laporan TPDI Soal Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024

Ini Alasan Bareskrim Polri Tolak Laporan TPDI Soal Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024

Laporan dibuat TPDI itu dilakukan Petrus Selestinus, Roy Suryo dan empat orang lainnya pada Senin (4/3).

Baca Selengkapnya
Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini

Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini

Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan

'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan

Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.

Baca Selengkapnya
Pemprov Kaltim Kerahkan 17 Ribu Pasukan BKO Demi Amankan Pemilu 2024

Pemprov Kaltim Kerahkan 17 Ribu Pasukan BKO Demi Amankan Pemilu 2024

Upaya itu dilakukan demi mengamankan penyelenggaraan pesta demokrasi di Benua Etam.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Kuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.

Baca Selengkapnya
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Cak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.

Baca Selengkapnya
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau

Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau

Polisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Kebutuhan makan para pengungsi yang berada di pedesaan cukup memprihatinkan lantaran ketiadaan dapur umum.

Baca Selengkapnya