TNI turun tangan tangani pelajar brutal
Merdeka.com - Entah apa yang dipikirkan para pelajar itu. Bukannya sibuk belajar untuk menuai prestasi setinggi-tingginya, mereka malah asyik tawuran dengan sesama pelajar.
Hanya karena berbeda sekolah, mereka saling serang dengan menggunakan batu dan senjata tajam. Layaknya koboi jalanan, mereka berhamburan di tengah jalan Ibu Kota untuk saling serang.
Meski kaum terpelajar, sikap yang ditunjukkan para pelajar yang hobi tawuran itu justru menunjukkan sifat buas untuk saling melukai. Bahkan, mereka tak segan untuk melukai dan membunuh pelajar yang berasal dari sekolah lain.
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, dalam kurun waktu sembilan bulan 11 tawuran terjadi di wilayah hukumnya. Akibat tawuran tersebut lima pelajar tewas, dua di antaranya adalah Alawy Yusianto Putra, siswa SMAN 6 dan Deni Yanuar, siswa SMK Yayasan Karya (Yake) 66.
Aksi brutal para pelajar itu ternyata mendapat perhatian dari Pangdam Jaya Mayjen TNI E Hudawi Lubis. Jenderal bintang dua itu gerah terhadap kelakuan para pelajar itu.
Dia mengaku prihatin atas hobi tawuran yang digandrungi para pelajar itu, bahkan hingga mengakibatkan pelajar meninggal dunia. Karenanya, untuk meredam aksi tawuran antar-pelajar, Mayjen TNI E Hudawi Lubis mengaku siap menggembleng mereka soal kedisiplinan.
"Di Rindam Jaya sudah ada beberapa yayasan anak-anak sekolah yang melakukan latihan displin dan mental," kata Mayjen TNI E Hudawi Lubis di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (27/9).
Meski geram, dia mengaku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Namun demikian, bukan berati harus berdiam diri, hal itu justru harus memotivasi semua pihak untuk mengambil langkah pencegahan.
"Kodam Jaya akan berkomunikasi dengan instansi terkait untuk mencegah jangan ada lagi tawuran," katanya.
Dia bahkan memerintahkan seluruh Kodim yang berada di bawah Kodam Jaya untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah untuk membina para siswa agar tidak lagi tawuran. Sementara, di lingkungan Kodam Jaya sendiri, dia mengaku telah memerintahkan personelnya yang memiliki anak untuk membinanya dengan baik.
"Jangan sampai anak-anaknya ini melakukan aksi seperti yang ditayangkan di televisi. Syukur-syukur, anak-anak kita bisa mengajak teman-temannya untuk tidak melakukan perbuatan seperti itu," kata dia.
Langkah yang diambil Pangdam Jaya mendapat dukungan dari Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM). Komisioner Komnas HAM, Syafrudin Ngulma Simueluem, mengaku langkah yang diambil Pangdam Jaya harus dihargai.
"Ya asal berkontribusi yang positif, inisiatif Pangdam Jaya kita setuju, kita harus menghargai," kata Syafrudin Ngulma Simuelue kepada merdeka.com di kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (27/9).
Dia menilai, semakin banyak pihak yang memberi perhatian terhadap tawuran pelajar makan akan semakin baik. Karenanya, pihaknya mendukung penuh jika TNI berniat menggembleng para pelajar soal kedisiplinan.
Kebrutalan para pelajar hobi tawuran telah membuat geram semua pihak. Untuk membuat mereka jera, berbagai cara pun dilakukan. Salah satunya adalah yang dilakukan petugas Polsek Cengkareng kepada 22 pelajar di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (27/9).
Petugas yang saat itu tengah melintas di depan Jl Daan Mogot KM 10, Cengkareng, Jakarta Barat, menggunduli rambut 22 pelajar itu karena hendak tawuran dengan pelajar lain. Hal itu dilakukan petugas untuk memberi efek jera kepada mereka.
Pelatihan disiplin dan sikap tegas kepada para pelajar yang hobi tawuran memang layak diterapkan. Sebab, hal itu berguna bagi mereka agar menyadari apa yang dilakukannya adalah salah.
Namun, contoh perilaku dan akhlak baik dari orang tua, serta seluruh komponen bangsa juga harus diberikan kepada mereka. Sebab, sebagai ABG yang masih labil, mereka pasti meniru kelakuan orang yang lebih tua.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI AU Sebut Tak Ada Pengeroyokan Aktivis KAMMI: Perkelahian Akibat Saling Tersinggung saat Menegur
Ia memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir
Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaAnggota TNI Bersimbah Darah di Bekasi Ternyata Dibunuh, Pelaku Berhasil Ditangkap
Kapendam Jaya Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra mengatakan terduga pelaku pembunuhan berhasil diamankan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Ledakan Gudang Amunisi Kodam Jaya
Namun demikian, Panglima TNI belum dapat merinci berapa banyak rumah warga yang terdampak insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaTangisan Ibu Eks Casis yang Dibunuh Prajurit TNI AL Pecah di Pelukan Komandan TNI AL, Air Mata Sang Kolonel Ikut Menetes
Momen sedih saat komandan TNI AL datangi rumah eks casis yang tewas dibunuh.
Baca SelengkapnyaTerungkap Alasan TNI Kembali Pakai Istilah OPM Ganti Penggunaan KST di Papua
Dikarenakan mereka adalah suatu organisasi yang menyatakan dirinya tentara /combatan.
Baca SelengkapnyaPara Anak Kembar di Akmil & Akpol, Sosoknya Calon Jenderal Masa Depan di TNI-Polri
Para anak kembar ini sama-sama lolos seleksi dan menjadi taruna di Akmil dan Akpol. Mereka pun menjalani pendidikan bersama dengan kembarannya.
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca Selengkapnya