Merdeka.com - Anak merupakan karunia dari Tuhan. Segala usaha dilakukan untuk memberikan yang terbaik, mulai dari perlengkapan, makanan hingga kesiapan financial untuk masa depannya. Alhasil, membuat kedua orang tua harus bekerja dan meninggalkan sang buah hati.

Baby sitter merupakan salah satu solusi yang bisa diambil oleh orang tua. Tetapi, tetap saja ada rasa khawatir walaupun telah mengeluarkan uang lebih untuk mempekerjakan mereka.

Contohnya Mutiah. Dia tidak bisa mengelak dan akhirnya mengakui telah melakukan tindak kekerasan terhadap anak majikannya. Perempuan yang bekerja sebagai baby sitter ini terekam kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) memperlakukan anak majikannya dengan cara kasar.

Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda memberikan beberapa tips agar masyarakat lebih mawas atau hati -hati dalam memilih baby sitter. Pertama, orang tua harus memperhatikan surat izin pendirian agen penyalur baby sitter.

Jika tidak lengkap maka akan mempersulit masyarakat yang menggunakan agen tersebut. Sebab sewaktu-waktu ingin melakukan komplain tidak jelas harus dialamatkan ke mana.

"Lalu pastikan juga identitas si baby sitter-nya. Dan baca masing-masing report mereka. Si ini bagaimana? Lalu lihat juga catatan terakhirnya seperti apa," kata Erlinda saat dihubungi merdeka.com, Rabu (1/6).

Erlinda melanjutkan, tak lupa juga harus dipastikan apakah agen memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang baik untuk baby sitter dan pengguna jasa. Kemudian cari informasi apakah mereka yang bekerja mendapatkan tes secara psikologis. Sebab hasilnya bisa menjadi rujukan.

"Terus selanjutnya minta waktu coba beberapa hari. Biar kita bisa lihat mereka memberikan pelayanan sehari atau dua hari. Kita tes dia, bagaimana kerjanya? Jujurnya," tuturnya.

Erlinda mengingatkan, saat melakukan ujicoba pastikan meninggalkan sang anak dengan baby sitter. Namun jangan langsung ditinggalkan, tetapi secara diam-diam melihat bagaimana sang pengasuh tersebut menenangkan buah hati kita ketika nangis atau rewel.

Setelah melakukan pendekatan ini, dan sudah dirasa cocok maka dapat langsung membawa sang pengasuh untuk bekerja. Tetapi jangan langsung merelakan sang anak dijaga oleh baby sitter. Titipkan juga kepada tetangga terdekat.

"Titip sama tetangga kiri, kanan, depan dan belakang. Tolong kalau ada apa-apa ini nomor handphone saya," katanya.

Dan hal yang tak kalah pentingnya adalah mengingatkan baby sitter. Bahwa mereka dalam masalah besar jika berani melakukan perbuatan tidak menyenangkan kepada anaknya.

"Kita bilang sama asisten ini, saya percaya sama kamu. Kalau kamu melakukan yang buruk pada bayi saya, saya akan serahkan kamu secara hukum, ini harus. Biar mereka enggak berani nakal," jelas Erlinda.

Jika memiliki kemampuan secara financial maka tidak ada salahnya memasang CCTV agar tetap dapat mengawasi bagaimana baby sitter bekerja.

Sebelumnya diketahui, Kasatreskrim Polres Jakarta Barat AKBP Didik Sugiarto mengatakan, tidak hanya satu kali Mutiah berlaku kasar pada anak asuhnya. Kepada penyidik, Mutiah mengakui berulang kali melakukan tindakan semacam itu. Alasannya karena kesal anak majikannya tak kunjung tidur.

"Sebelumnya pernah terjadi seperti ini, tapi baru kali ini terungkap. Dia capek kesal ketika menidurkan anak itu tapi anak tidak tidur. Dia berulang berupaya melakukan menidurkan anak itu untuk tidur. Kalau anak itu tidur kan dia ada waktu untuk istirahat ada waktu untuk membereskan pekerjaan dia. Itu latar belakang," ujarnya di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (1/6).

Mutiah diganjar pasal 81 dan pasal 82 Undang-Undang No 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. "Ancaman lima tahun kurungan," ucapnya.