Merdeka.com - Tim kuasa hukum Prabowo Subianto - Hatta Rajasa , Elza Syarief menuding para saksi pihak Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) dari Papua dalam sidang gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2014, berbohong. Sebab para saksi itu memberikan keterangan berbeda.

"Kesaksian dari termohon ( KPU ) sekitar 8 saksi. Kami melihat suatu hal yang tidak pas. Keganjilan yang mana di Papua saksi termohon menerangkan proses pemilu (Pilpres) berjalan dengan baik, tidak ada kendala," kata Elza usai sidang di MK, Rabu (13/8).

Menurut Elza, para saksi malu jika mengungkapkan kebenaran yang terjadi dalam pilpres di Papua. Apalagi, mereka sempat menahan laporan ke KPU pusat.

"Terpaksa mereka membantah (kesaksian saksi Prabowo-Hatta dari Papua). Sudah lebih satu bulan mereka tidak pernah melaporkan itu ke ( KPU ) pusat. Sekarang mau buka sudah malu," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua KPU Provinsi Papua Adam Arisoy memberikan kesaksian di majelis sidang MK bila di wilayahnya tidak ada upaya intervensi dari pihak-pihak tertentu. Baik itu intervensi yang datangnya dari aparat TNI maupun polisi.

"Saya membantah itu," kata Adam saat sidang di MK.

Justru, tegas dia, TNI dan Polri berupaya maksimal dalam membantu mengirimkan logistik pemilu di wilayah Papua. "Di Papua kalau hanya KPU dan Panwas logistik itu tidak akan sampai. Kalau tidak dibantu teman-teman TNI-Polri tidak akan sampai," jelasnya.