Ternak Babi Mati Mendadak di Kupang Bertambah, Tersebar di 6 Kecamatan

Rabu, 25 Januari 2023 00:00 Reporter : Ananias Petrus
Ternak Babi Mati Mendadak di Kupang Bertambah, Tersebar di 6 Kecamatan Ilustrasi ternak babi. ©2022 REUTERS/Soe Zeya Tun

Merdeka.com - Ternak babi milik masyarakat Kabupaten Kupang yang mati mendadak terus bertambah. Saat ini jumlahnya sudah meningkat dari 48 ekor menjadi menjadi 73 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Yosep Paulus belum bisa memastikan penyebab kematian puluhan ekor babi tersebut. Dia memaparkan, terdapat enam kecamatan di Kabupaten Kupang yang melaporkan adanya babi mati mendadak.

"Kami belum bisa pastikan apakah itu karena ASF (demam babi Afrika) atau hog cholera (kolera babi)," katanya, Selasa (24/1).

Yosep Paulus merinci, enam kecamatan di wilayah Kabupaten Kupang yang melaporkan kematian babi secara mendadak yakni: Kupang Timur (26 ekor), Kupang Tengah (32 ekor), Kupang Barat (3 ekor), Semau (1 ekor), Takari (5 ekor), dan Kecamatan Nekamese (6 ekor).

"Angka kematian ternak babi paling banyak itu di Kecamatan Kupang Tengah dan disusul oleh Kecamatan Kupang Timur," ujarnya.

Dinas Peternakan Kabupaten Kupang telah mengeluarkan imbauan pada 12 Januari 2023. Mereka meminta para peternak untuk menerapkan biosecurity yang ketat.

"Imbauan dari Dinas Peternakan kami udah edarkan melalui radio kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kupang agar waspada dan terapkan biosecurity yang ketat," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Pengiriman Ternak Babi

Sementara itu, pengiriman ternak babi tetap dilakukan. Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu Hunggar memaparkan, 50 ekor babi telah dikirim dari Kabupaten Kupang ke Kabupaten Flores Timur. Sebanyak 50 ekor lainnya juga dikirimkan ke Kabupaten Sikka.

"Ada juga dikirim ke Kabupaten lain dengan total pengadaan dari APBN sebanyak 300 ekor tapi bukan pengadaan dari Bali. Semuanya sudah dilakukan tes di laboratorium oleh Keswan Oesapa hasilnya negatif plus masa karantina 14 hari," jelasnya.

Menurut Yulius Umbu Hunggar, wabah ASF bukanlah hal baru Kabupaten Kupang, karena penyakit itu pernah menyerang babi di sana pada 2020, kemudian mereda pada tahun 2021dan 2022.

"Bila ada kasus saat ini sifatnya sporadis di kabupaten tertentu, kecamatan tertentu dan desa tertentu dan kandang tertentu. Bisa terlihat dari jumlah yang mati baru puluhan ekor. Tapi bisa bertambah bila lalu lintas ternak babi dan produknya tidak terjaga baik antardesa, kecamatan dan kabupaten," tutupnya. [yan]

Baca juga:
Puluhan Babi Milik Warga Kupang Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Demam Babi Afrika
Puluhan Babi Milik Warga Kabupaten Kupang Mati Mendadak
Flu Babi Merebak di Sumut, Ribuan Babi Mati Mendadak
Kondisi Peternakan di Thailand yang Terdampak Demam Babi
Thailand Temukan Kasus Pertama Demam Babi Afrika

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini