Merdeka.com - Sejak dilantik menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise langsung menerima berbagai SMS aduan dari masyarakat. Saking banyaknya, telepon selular (ponsel) miliknya sampai rusak karena tidak cukup menampung jumlah SMS yang masuk.

Selain pengaduan, SMS yang masuk melalui ponselnya juga terdapat ucapan selamat yang dikirimkan koleganya.

"Begitu selesai pelantikan, saya buka handphone, banyak sekali SMS masuk sampai rusak handphone saya. Paling banyak bukan ucapan selamat, tapi laporan kasus-kasus yang terjadi di berbagai daerah," ungkap Yohanna pada wartawan di Kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (6/12).

Guna mempermudah komunikasi, Yohana lantas memperbaiki ponsel miliknya. Setelah bisa dipakai kembali, ternyata SMS pengaduan masih dia terima.

Agar peristiwa serupa tidak terulang kembali, dia memerintahkan anak buahnya untuk membuat pengaduan online khusus kasus yang menyangkut perempuan dan anak.

"Kalau online tidak cuma saya saja yang bisa pantau, tapi banyak orang dan LSM-LSM yang bisa pantau," tandasnya.

Dia pun mengajak para aktivis perempuan dan anak untuk aktif melaporkan kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, khususnya dari yang di luar Pulau Jawa.

"Kalau yang dari Jawa ini sudah banyak, setiap hari saya menerima laporan, tentu kita akan tindaklanjuti, tapi kami juga butuh bantuan lembaga-lembaga untuk menjadi kepanjangan tangan kementerian PPPA ke masyarakat," ungkapnya.

Dia pun berencana membentuk satgas Perempuan sebagai 'intelijen' dalam Kementerian PPPA dalam melakukan penyelidikan kasus-kasus terkait Perempuan dan Anak.

"Saya punya ide membuat satgas, tugasnya nanti mencari informasi-informasi dan menyelidiki kasus. Melaporkan ke saya bagaimana kondisi riil di lapangan seperti apa," tambahnya.