Tempat simpan senjata tawuran, dari lapak hingga gorong-gorong
Merdeka.com - Tawuran antara SMA 6 dan 70 sudah menjadi tradisi di area Mahakam-Bulungan. Puncaknya, kematian Alawy Yusianto Putra (15) dibacok FR (19), SMA 70 saat mengadu fisik di Mahakam, Jakarta Selatan, Senin (24/9). Disinyalir, tersangka mengambil senjata tajam dari gudang senjata dari lapak, mobil hingga gorong-gorong.
Tawuran antara kedua sekolah favorit di Jakarta Selatan itu sudah terjadi sejak tahun 80an, hingga kini penyebab pasti tawuran tersebut belum terungkap. Setiap kali akan berperang, siswa SMA 70 selalu menyimpan senjata di lokasi antara Mahakam-Bulungan.
"Ada area sekitar Mahabulan (Mahakam-Bulungan) yang dijadikan tempat-tempat penyimpanan benda-benda tajam," ujar Kepala SMA 6 Kadarwati Mardi Utama, beberapa waktu lalu.
Kepala SMA 70 Jakarta, Saksono Liliek Susanto mengatakan lapak-lapak pedagang di sekitar jalan tersebut juga dijadikan tempat penyimpanan senjata tajam yang digunakan saat tawuran.
"Ada juga benda itu disimpan di mobil-mobil siswa karena tidak mungkin senjata itu bisa masuk ke sekolah kami," tutur Liliek.
Untuk mengantisipasi tawuran terulang kembali, dia telah meminta Dinas Pertamanan dan pihak terkait untuk mengubah fungsi taman bulungan jadi ruang terbuka. "Agar tidak dipakai tempat untuk nongkrong," imbuhnya dia.
Berdasarkan keterangan tersangka FR alias Doyok dihadapan polisi, dirinya mengakui arit yang digunakan untuk membacok Alawy biasa ditaruh di gorong-gorong tersebut.
"Menurut keterangan FR, senjata itu memang dimiliki oleh FR dan biasa ditaruh di gorong-gorong tepatnya sebuah parit yang ada di sekitar sekolah," ujar Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat di Polres Jakarta Selatan, Sabtu (29/9).
"Sementara senjata itu ada di parit sekolah. Mereka memang biasa simpan senjata di sana," imbuh Wahyu lagi.
Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Aswin mengatakan pihaknya tidak bisa langsung membongkar gorong-gorong yang dijadikan tempat menyimpan senjata siswa SMA70 karena bisa mengganggu fasilitas umum.
"Tidak langsung dibongkar. Namun, di cek dulu ke TKP, difoto nantinya akan jadi bahan masukan dan pengawasan untuk upaya pencegahan," kata Aswin saat dihubungi, Minggu (30/9).
Aswin menegaskan, koordinasi semua pihak, baik polisi, SMA 6 dan 70, warga sekitar hingga ke Pemda untuk memutus mata rantai tradisi tawuran yang ada di sekitar Mahakam-Bulungan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulang Tahlilan, Seratusan Warga Leuwisadeng Bogor Diduga Keracunan Makanan
Sedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaMelihat Cara Orang Baduy Mencuci Muka, Sabunnya Pakai Daun Ini
Sabun khas warga Baduy diketahui berasal dari tumbuhan alami, dan berfungsi untuk membersihkan muka.
Baca SelengkapnyaBelasan Remaja Lompat ke Sungai di Brebes Hindari Tawuran, Tiga Orang Diduga Tenggelam Terbawa Arus
Sebanyak 14 remaja memilih melompat ke Sungai Cisanggarung Losari, Brebes untuk menghindari tawuran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dulunya Tak Lulus Akpol, Pria Ini Berjuang 18 Tahun hingga Akhirnya Bisa Sekolah Perwira
Kesetiaan sang istri mendampingi pria ini tak luput dari sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaBanyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaSemua Warga Ucap Syukur, Musala Sederhana di Kampung Pemulung Setiap Tarawih Penuh dengan Jemaah
Kendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.
Baca SelengkapnyaSengketa Lahan Berujung Maut, Bapak dan Dua Anak di OKU Tega Bunuh Wanita Tua
Seorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaDua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian
Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang Moro Kogoya Melongo Saat Dipeluk Oleh Para Mahasiswa 'Kakak Moro Senang Enggak'
Momen Panglima Perang Suku Dani Moro Kogoya jemput mahasiswa yang datang ke Papua.
Baca Selengkapnya