Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanda Kebangkitan PKI bukan Oligarki, tapi Kapitalisme

Tanda Kebangkitan PKI bukan Oligarki, tapi Kapitalisme G30S PKI. wordpress.com

Merdeka.com - Tanda kebangkitan PKI (Partai Komunis Indonesia) bukanlah oligarki. Melainkan, kapitalisme yang semakin marak. Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.

Ia mengatakan munculnya isu Partai Komunis Indonesia atau PKI di tiap tahunnya, dipengaruhi dinamika gejolak politik Tanah Air saat ini. Kepentingan ekonomi politik global juga disebut-sebut menjadi faktor hal tersebut.

"Kalau kita mau bicara mana kebangkitan PKI, (jika) tanda kebangkitannya saat adanya oligarki, menurut saya ini keliru fatal, karena kajian ilmiah dari Ben Anderson dan kawan-kawan, jelas bahwa musuh PKI itu oligarki," kata Usman saat mengisi Webinar berjudul Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik?" Selasa (29/9).

Usman melanjutkan, oligarki dimaksudnya adalah orang yang menguasai kekayaan alam luar biasa, kekayaan materil dan jumlah mereka sedikit. Sebab, pandang Usman, musuh dari komunisme adalah munculnya kelompok kapitalisme.

"Mereka merugikan kepentingan rakyat Indonesia yang banyak termasuk masyarakat adat," jelas Usman.

Usman menambahkan, manifes paling sederhana dari munculnya oligarki adalah terbitnya Undang-Undang mineral dan batubara, karena beleid tersebut hanya menguntungkan segelintir orang kaya, atau Undang-Undang lainnya yang berkait penguasaan sumber minyak dan emas.

"Jadi kalau kita mau bicara ke depan, saya kira jauh lebih baik (ketimbang mempersoalkan komunisme) adalah menata sistem ekonomi kita yang mengarah kepada keadilan sosial melalui pengelolaan Sumber Alam yang lebih baik," Usman menandasi.

Kesalahan Orde Baru: Berantas Komunis secara Kolektif

Pun, ia menambahkan ada kesalahan yang dilakukan dalam penanganan komunisme saat masa Orde Baru. Yakni, memberantas komunisme adalah ketika pemberantasan secara kolektif, terhadap mereka yang diduga terlibat.

"Siapa pun digebyah uyah sebagai komunis, itu yang saya kira keliru dan harus ditimbang secara hati-hati," katanya.

Usman menyinggung cara yang salah dalam orde baru, bila ditarik dengan ilmu keislaman, yakni Tauhid, maka seharusnya pertanggungjawaban setiap manusia itu hanya bisa ditanggung oleh tiap manusia itu sendiri dan tidak turun temurun.

"Tidak ada dosa turunan, dosa warisan, dan semacam pertanggungjawaban kolektif, kecuali orang tersebut secara pribadi langsung melakukan kejahatan itu," jelas dia.

Menurut Usman, isu komunisme yang terjadi sekarang adalah sudut pandang bahwa hal adalah warisan terhadap keturunan para pelakunya pasca medio 1965. Usman meyakini bila cara pandang paham komunis terus disikapi sebagai warisan, maka bukan tidak mungkin terus terjadi pembelahan di masyarakat hingga saat ini.

"Penyalahan bersifat kolektif dan membelah kita, kami, dengan mereka, maka ini yang saya sebut konservatifme politik. Mempertahankan sejarah versi orba berkembang hingga sekarang," tutur Usman.

Reporter: Muhammad RadityoSumber : Liputan6.com

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya

Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya

Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.

Baca Selengkapnya
Kena Sindrom Orang Kaya Baru, Warga Pati Ini Sukses Bangkit Usai Bangkrut dan Punya Banyak Utang

Kena Sindrom Orang Kaya Baru, Warga Pati Ini Sukses Bangkit Usai Bangkrut dan Punya Banyak Utang

Saat berada di puncak kekayaan, sindrom Orang Kaya Baru (OKB) membawanya kembali ke titik terendah.

Baca Selengkapnya
Ketua KPK Singgung Oknum Bekingi Korupsi di Sektor Tambang Depan 3 Paslon Capres-Cawapres

Ketua KPK Singgung Oknum Bekingi Korupsi di Sektor Tambang Depan 3 Paslon Capres-Cawapres

Nawawi mengatakan, praktik korupsi masih marak terjadi di pelbagai sektor.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut

Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut

Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.

Baca Selengkapnya
OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren

OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya
OJK dan Kemendagri Sepakat untuk Perkuat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah

OJK dan Kemendagri Sepakat untuk Perkuat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah

Diharapkan setiap TPAKD dapat memiliki unit-unit Pusat Literasi dan Inklusi Keuangan yang tersebar, terdekat, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya

Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya

Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.

Baca Selengkapnya
Cara Cerdik Orang Kaya Sembunyikan Harta

Cara Cerdik Orang Kaya Sembunyikan Harta

Dalam Pandora Paper, mengungkap cara politisi, miliarder, dan selebritas berpengaruh memanfaatkan rekening luar negeri.

Baca Selengkapnya
Kisah Para Petani di Yogyakarta yang Terjebak Kemiskinan Ekstrem, Kini Sudah Bisa Kelola Lahan dan Beli Sapi Sendiri

Kisah Para Petani di Yogyakarta yang Terjebak Kemiskinan Ekstrem, Kini Sudah Bisa Kelola Lahan dan Beli Sapi Sendiri

Perekonomian mereka terangkat berkat Bantuan Keistimewaan Khusus (BKK) yang dianggarkan dari Dana Keistimewaan

Baca Selengkapnya