Tak melaut karena cuaca buruk, 1.600 nelayan diberi sembako
Merdeka.com - Sebanyak 1.600 nelayan di pesisir Pantai Sendangbiru, Tamban dan Tambakrejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendapatkan bantuan berupa sembako. Bantuan tersebut diberikan sebagai imbas dari tidak melautnya nelayan tersebut akibat cuaca buruk.
"Sebenarnya bantuan sembako untuk nelayan tersebut sudah kami berikan sejak bulan puasa dan secara berkala memang kita pasok lagi untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa hari ke depan," kata Bupati Malang Rendra Kresna, seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/8).
Rendra mengatakan setiap tahun Pemkab memberikan bantuan karena mereka tidak melaut akibat cuaca buruk selama berbulan-bulan. Ia mengakui kondisi sulit bagi nelayan ketika cuaca buruk tersebut terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, selain bantuan sembako, pemkab juga memberikan beberapa bentuk bantuan, seperti pembuatan rumpon maupun peralatan mencari ikan yang digunakan pada saat cuaca bagus dan mereka melaut.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, mengatakan sebagai antisipasi ketika nelayan tidak melaut, DKP memberikan pelatihan untuk nelayan, yakni pengelolaan stok ikan yang sebelumnya disimpan menjadi berbagai produk, seperti abon ikan, kerupuk atau keripik ikan serta tepung ikan.
Sedangkan nelayan yang menjadi anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya, kata Wahyu, akan mendapatkan insentif sosial uang tunai sebesar Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu. Namun, pencairannya disesuaikan dengan kemampuan KUD, apakah diberikan per hari atau beberapa hari sekali.
Anggaran yang dikucurkan untuk insentif nelayan selama tidak melaut tersebut, lanjutnya, merupakan dana yang terkumpul dari hasil lelang ikan dan masuk pos bantuan sosial. Dana tersebut, tidak hanya digunakan untuk insentif, tapi juga diberikan pada nelayan yang mengalami kecelakaan atau musibah lainnya.
Dari sekitar 3.200 nelayan yang ada di pesisir pantai selatan Malang, sebanyak 1.000 nelayan yang bergabung menjadi anggota KUD Mina Jaya.
Menyinggung potensi kehilangan pendapatan nelayan karena tidak melaut, Wahyu mengatakan berdasarkan hitungan kasar sekitar Rp 192 juta per hari. Dari sekitar 3.200 nelayan, sekitar 60 persen tidak bisa melaut karena kekuatan mesin perahunya di bawah 10 PK, sementara gelombang laut cukup besar.
"Kami berharap bantuan berupa sembako, insentif uang tunai maupun pelatihan keterampilan pengolahan ikan ini mampu menutup kebutuhan nelayan selama mereka tidak melaut, meski kondisi ini selalu berulang setiap tahun," ujarnya.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Karangploso, cuaca buruk atau gelombang laut yang cukup tinggi itu disebabkan adanya pola tekanan udara yag terjadi di Asia dan Australia berbeda. Tekanan di Asia lebih rendah dibanding di Australia, sehingga kecepatan angin menjadi lebih tinggi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nelayan Keluhkan Harga Ikan Anjlok, Kaesang Janji Sampaikan ke Prabowo-Gibran
Janji itu disampaikan Kaesang ketika bertemu dan mendengarkan keluhan nelayan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Tasikagung, Rembang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaIkan Buntal yang Beracun Bisa Dikonsumsi Jadi Makanan Enak, Begini Cara Masaknya
Meski beracun, ikan buntal rupanya bisa dikonsumsi asal diolah dengan benar.
Baca SelengkapnyaLebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam
Bila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
7 Manfaat Kesehatan yang Bisa Diperoleh dari Konsumsi Ikan Kembung
Ikan kembung merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki beragam manfaat kesehatan bagi tubuh kita.
Baca SelengkapnyaTanpa Daun Nangka, Ini Cara Cepat Membuat Ayam Kampung yang Alot Jadi Cepat Empuk
Ternyata ayam kampung dapat cepat empuk saat direbus tanpa bahan apapun, termasuk daun nangka. Ini dia caranya.
Baca SelengkapnyaKakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaApakah Ikan Masih Butuh Minum?
Walaupun tinggal di dalam air, apakah ikan bisa kehausan?
Baca SelengkapnyaMencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah
Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBadan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong
Tinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca Selengkapnya