Tak Mau Diskriminasi, Alasan Tim Medis Tolak Sebutkan WNA Positif Corona di Indonesia
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COFID-19) Achmad Yuri berulang kali menegaskan tidak mau menyebutkan asal Warga Negara Asing (WNA) yang positif virus corona atau Covid-19. Dia berdalih tak ingin terjadi diskriminasi. Dia mengaku tidak mau terjadi seperti WNA Jepang yang merasa didiskriminasi.
"Makanya saya tidak akan mengatakan negara mana, karena itu (diskriminasi)," kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (11/3).
Dia mengklaim perlakuan diskriminasi bukan dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Tetapi ada salah satu oknum yang mendiskriminasikan pasien WNA.
"Ya yang melakukan itu kan masyarakat wah ini orang bawa penyakit, gitu kan jadi enggak enak," ungkap Yuri.
"Ya itu yang saya sebut diskriminatif itu 'woi kamu orang kampung, orang ini' ," lanjut Yuri.
Yuri mengakui adanya komplain dari Pemerintah Jepang terkait pengumuman warga negara asing Jepang. Namun dia menyebut sudah berkomunikasi dengan dubes terkait.
"Sudah, sudah komunikasi sama saya, dan kita sudah langsung kontak kok melalui Kemlu juga," ungkap Yuri.
Untuk diketahui, sejauh ini ada tiga pasien positif corona yang merupakan warga negara asing. Yakni kasus 10, kasus 11 dan kasus 25. Kasus 25 dilaporkan meninggal dunia pada dini hari tadi.
Saat disinggung soal asal WNA dari empat negara episentrum corona, Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang, Yuri menolak menjawab.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya