Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak dianggap yayasan, IKA Stikosa-AWS tetap gelar raker

Tak dianggap yayasan, IKA Stikosa-AWS tetap gelar raker Raker IKA Stikosa-AWS. ©2013 Merdeka.com/Moch Andriansyah

Merdeka.com - Meski tidak diakui baik dari Akademik maupun pihak Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJ) eksistensinya, Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya-Almamater Wartawan Surabaya (IKA STIKOSA - AWS) tetap menggelar rapat kerja (raker), Minggu (17/2).

Bertempat di Gedung Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) Surabaya, Jawa Timur, para alumni dari unsur media massa, seperti Merdeka.com, Tempo, Kantor Berita Antara, Detik.com, Jawa Pos, Duta Masyarakat, Memorandum, anggota partai, dan beberapa alumni Stikosa-AWS membahas masalah anggaran dasar/anggaran rumah tangga, program serta agenda.

Pada raker yang mengambil tema "Mengembalikan Harga Diri dan Kejayaan Almamater", Ketua IKA Stikosa-AWS, M Subechi Nurcahyo yang akrab disapa Beky Subechi menegaskan, ikatan alumni yang dia pimpin ini, lebih mendapatkan legitimasi dari lulusan kampus yang terletak di Jalan Nginden Intan Timur itu.

Selain dukungan alumni, IKA Stikosa-AWS ini juga mendapat dukungan dari mayoritas mahasiswa Stikosa-AWS, bahkan ikatan alumni kampus lain. Sementara ikatan alumni versi akademik, kata dia, merupakan lembaga bentukan yayasan.

"Kami tidak memperdulikan ikatan alumni bentukan yayasan, karena faktanya kami lebih didukung oleh mayoritas alumni," kata Beky.

Menurut Beky yang juga fotografer Jawa Pos ini, sebelum menggelar raker, dia dan sejumlah pengurus telah beraudiensi dengan Ketua Stikosa-AWS, Ignatius Ismojo dan beberapa pembantu ketua pada pekan lalu.

"Namun pertemuan tersebut menemui jalan buntu lantaran pihak kampus tetap tidak bersedia mengakui keberadaan ikatan alumni ini."

Mahasiswa Stikosa-AWS angkatan 1992 ini menambahkan, keberadaan ikatan alumni yang sia pimpin akan berupaya menjalin silaturahmi dengan alumni-alumni yang lain, termasuk membantu mahasiswa.

"Contoh kecil, selama ini adik-adik mahasiswa kesulitan mencari tempat magang kerja. Dengan jaringan yang kami miliki, IKA Stikosa-AWS akan berusaha membantu mereka," janji Beky.

Beky menceritakan, IKA Stikosa-AWS versi alumni ini, merupakan imbas dari konflik di perguruan tinggi bidang komunikasi tertua di Indonesia Timur itu. Sebelumnya alumni dan mahasiswa mempertanyakan transparansi penggunaan dana hasil penjualan tanah kampus yang kabarnya mencapai Rp 6 miliar. Namun yayasan yang di nahkodai Dhimam Abror Djuraid, tidak merespon tuntutan tersebut.

Dalam struktur kepengurusan IKA Stikosa-AWS terdapat tokoh-tokoh media yang duduk di anggota kehormatan. Mereka antara lain adalah Errol Jonathan (Radio Suara Surabaya), Zed Abidien (Tempo), Peter A. Rohi dan Zaenal Arifin Emka (wartawan senior).

Sementara menurut, Ketua Stikosa-AWS, Ignatius Ismojo, IKA Stikosa-AWS yang syah itu adalah alumni yang dibentuknya bersama beberapa alumni yang pro terhadap yayasan. Padahal, yayasan yang mereka bela itu, telah menjual aset kampus ke pihak lain.

"Sebagai Ketua Stikosa-AWS, maka saya akan tunduk terhadap keputusan yayasan," kata Ismojo.

Keputusan yayasan yang dimaksud Ismojo adalah, menganulir keberadaan IKA Stikosa-AWS pimpinan Beky. Dan melegalkan keberadaan IKA Stikosa-AWS yang dibentuk oleh dan hanya beberapa alumni angkatan tua.

Sebelumnya, Ismojo juga pernah mengatakan kalau dia akan bersikap netral. Namun, kenyataannya dia lebih berbihak pada yayasan yang telah menjual aset kampus ke pihak lain.

"Sudah-sudah, saya tidak mau dibenturkan dengan persoalan yang ada di Stikosa-AWS sebelum saya memimpin," tegas dia.

Dengan bersikap seperti itu, menurut M Zurqoni, alumni angkatan 1991, Ismoyo yang notabene-nya sebagai ketua, berusaha menutup kasus yang terjadi di Stikosa-AWS.

"Lalu bagaimana dengan audit keuangan hasil penjualan tanah milik kampus? Kalau misalnya untuk pembangunan kampus, mana kenyataannya. Justri kampus malah membangun Gedung Futsal yang tidak ada kaitannya dengan komunikasi," beber Zurqoni.

Sementara mahasiswa, lanjut dia, lebih membutuhkan alat-alat praktek komunikasi yang lebih modern.

"Karena alat-alat di Lab Audio-Visual, sudah kuno dan banyak yang rusak. Itu hanya salah satunya saja, karena masih banyak kebutuhan mahasiswa untuk menunjang mata kuliah komunikasi yang tidak terpenuhi. Ini berdasarkan keluhan dari mahasiswa sendiri," tegas dia.

Untuk memenuhi kebutuhan dan tetap menjaga eksistensi Stikosa-AWS di dunia komunikasi, yang dianggap telah lama 'mati suri' ini, IKA Stikosa-AWS versi Beky, mencoba untuk berbicara di dunia luar kampus dengan menggelar beberapa agenda yang berkaitan dengan komunikasi.

"Paling tidak, Stikosa-AWS mampu berbuat banyak untuk negeri ini dengan sumbangsihnya di dunia komunikasi," tandas Zurqoni.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Istana Mulai Siapkan Pelaksanaan Peringatan HUT ke-79 RI di IKN

Istana Mulai Siapkan Pelaksanaan Peringatan HUT ke-79 RI di IKN

Ini akan menjadi upacara 17 Agustus pertama yang akan diselenggarakan di IKN.

Baca Selengkapnya
Izin Acara Desak Anies di Mataram Sempat Dibatalkan Sepihak

Izin Acara Desak Anies di Mataram Sempat Dibatalkan Sepihak

Pemerintah diminta memberikan arahan kepada seluruh aparat sipil negara untuk netral.

Baca Selengkapnya
Tidak Semua ASN Bisa WFH Pada 16-17 April 2024, Berikut Aturannya

Tidak Semua ASN Bisa WFH Pada 16-17 April 2024, Berikut Aturannya

Penerapan WFH ini bertujuan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas selama arus balik balik mudik 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ketua Majelis Hakim Dirawat di Rumah Sakit, Sidang Eksepsi Syahrul Yasin Limpo Ditunda

Ketua Majelis Hakim Dirawat di Rumah Sakit, Sidang Eksepsi Syahrul Yasin Limpo Ditunda

Sidang kemudian bakal kembali digulir dengan agenda yang sama pada pekan depan.

Baca Selengkapnya
Sidang Perkara Penganiayaan Santri hingga Tewas di Kediri, Terungkap Pelaku yang Intens Aniaya Korban

Sidang Perkara Penganiayaan Santri hingga Tewas di Kediri, Terungkap Pelaku yang Intens Aniaya Korban

Dua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
Penghuni Kos Bagikan Keseruan Anak-Anak Main Kesenian Reak, Jadi Normal Day di Bandung Timur

Penghuni Kos Bagikan Keseruan Anak-Anak Main Kesenian Reak, Jadi Normal Day di Bandung Timur

Seorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.

Baca Selengkapnya
Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Baca Selengkapnya
Tetesan Air Mata Cak Imin Sambut Pelukan Anies Baswedan saat Tutup Kampanye di JIS

Tetesan Air Mata Cak Imin Sambut Pelukan Anies Baswedan saat Tutup Kampanye di JIS

Kampanye akbar terakhir digelar hari ini jelang memasuki masa tenang pada 11-13 Februari 2024

Baca Selengkapnya