Tak ada maaf dari RS saat bayi Naila meninggal di antrean No 115
Merdeka.com - Bayi Naila mengembuskan napas terakhir di ruang tunggu Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan. Rumah sakit lelet menolong bayi berusia dua bulan sepuluh hari, padahal sakit sesak napas yang dideritanya sudah sangat memprihatinkan.
Saat keduanya orang tuanya Mustari dan Nursia, membawa ke rumah sakit pada Rabu (30/10) lalu, petugas loket malah meminta untuk mengambil nomor antrean. Padahal Mustari sudah meminta tolong agar anaknya didahulukan karena kondisinya terus menurun sejak dirujuk dari Puskesmas Lampa, yang letaknya tak jauh dari perkampungan mereka di Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Tapi bayi Naila tetap ditolak dan diminta mengantre.
Antrean pasien pada hari itu sangat banyak. Dia mendapatkan urutan 115, sementara pasien yang sudah dipanggil nomor 95.
Melihat kondisi Naila terus memburuk, Mustari lantas kembali mendatangi loket dan meminta tolong anaknya diperiksa. Bukannya diberi kesempatan, petugas malah meminta sejumlah surat untuk kelengkapan administrasi bahwa mereka berasal dari keluarga tak mampu. Petugas menanyakan kartu keluarga, dan kelengkapan berkas lainnya.
Sayang Mustari memang tak membawa apa yang diminta petugas. Dia berjanji melengkapi syarat asalkan pihak rumah sakit lebih segera menolong anaknya. Sayang, tawar menawarnya tak berlaku.
Lamanya proses negosiasi tapi pertolongan tak kunjung diberikan hingga akhirnya Naila yang ada di pangkuan Nursia, mengembuskan napas terakhir.
"Sekitar dua jam habis waktu ngurus surat-surat, sekitar pukul 10 lewat, Naila meninggal. Saat itu baru ada suster menolong, ya mau apa lagi," cerita Mustari kepada merdeka.com, Jumat (1/11).
Sebenarnya hati Mustari kala itu bercampur kesal dan marah. Tapi dia berusaha tegar.
"Ya kan mau apa lagi, dia sudah meninggal," ucap ayah dari empat anak ini lirih.
Lalu bagaimana sikap rumah sakit setelah tahu Naila sudah tak bernyawa? "Nggak ada minta maaf, ya mau gimana lagi," ujarnya.
Yang membuatnya semakin kesal, saat akan meminta ambulans untuk mengantarkan dirinya dan jasad Naila ke rumah, lagi-lagi harus melalui proses panjang walaupun akhirnya memang diberikan.
Dia belum berpikir mengambil langkah apapun terkait kasus ini. Untuk jenazah Naila sendiri sudah dimakamkan Kamis kemarin (31/10).
"Yang penting dia sudah beristirahat dengan tenang," jelas Mustari.
Selamat jalan adik kecil Naila.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaKeluarga diminta setor Rp200 juta agar anaknya lulus, padahal sudah dibunuh
Baca SelengkapnyaNana Mirdad yang baru menemukan seorang bayi di dekat rumahnya langsung melarikannya ke rumah sakit
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini memilukan ini terjadi di sebuah rumah yang ada di Jalan Raung RT 4, RW 3, Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMereka tampak asyik mengobrol bersama di teras rumah.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca Selengkapnya