Merdeka.com - Pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada pukul 08.30 Wib. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pesantren Darul Quran, Cipondoh, Tangerang.

Ustaz Yusuf Mansyur mengatakan, alasan Syekh Ali Jaber dimakamkan di sana salah satunya karena pesantren tersebut merupakan rumah dari almarhum juga. Namun, hal ini bukan merupakan wasiat dari almarhum.

"Syekh Muhammad adik kandung beliau tadi bikin saya jadi merinding juga, terharu ya. Merasa bahwa Darul Quran itu rumahnya Syekh Ali, karena termasuk yang pertama-tama Syekh Ali itu di Indonesia ya di Darul Quran, sama Syekh Muhammad juga sekalian. Jadi menurut Syekh Muhammad ya pilihan terbaik di Darul Quran," kata Yusuf Mansyur di kediaman Syekh Ali Jaber, Jakarta, Kamis (14/1).

Menurutnya, dengan dimakamkannya jenazah di Darul Quran agar Syekh Ali Jaber masih bisa dapat mendengarkan suara para penghafal Alquran.

"Terus sekalian kalau di Darul Quran kan banyak anak-anak penghafal quran lagi hafal quran kan, sekarang ini ada 2.000an. Jadi biar Syekh Ali bersama suara-suara Quran, bersama Tahfidz Quran," jelasnya.

Air Mata Bercucuran

Ia mengungkapkan, sebelum meninggal dunia. Syekh Ali Jaber sempat mencucurkan air mata pada Rabu (13/1) malam sekitar pukul 23.00 Wib.

"Saya memonitor dengan izin Allah, dari mulai pertama, terus koordinasi-koordinasi sama keluarga, terutama Syekh Muhammad dan Ustaz Iskandar dari Yayasan Ali Jaber," ungkapnya.

"Sampai malam ketika kritis itu, air mata sudah bercucuran itu, sudah merasa dekat, sudah merasa bakalan dipanggil Allah, jam 11 malam itu, akhirnya benar kejadian itu. Jam 08.30 Wib Allah panggil beliau, insyaallah husnul khotimah," tutupnya.