Sutiyoso Sayangkan Polemik PB Djarum dan KPAI Berujung Penghentian Audisi
Merdeka.com - Polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Djarum Foundation terkait dugaan eksploitasi peserta audisi bulu tangkis usia dini menjadi perhatian Sutiyoso. Sebagai mantan ketua umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2004-2008, dia menyayangkan keputusan akhir PB Djarum memutuskan pamit dari proses audisi mulai tahun depan.
"Terkait ini sampai ada penghentian audisi oleh PB Djarum sangat disayangkan," kata pria akrab disapa Bang Yos ini saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (9/9).
Dalam pandangannya, keberadaan swasta sangat membantu dalam membina bibit baru pebulu tangkis muda di berbagai daerah. Apalagi PB Djarum, katanya, telah berkontribusi selama 50 tahun terakhir.
"Suatu fakta, ketergantungan kita pada swasta dalam hal pembinaan olahraga masih sangat tinggi untuk menghasilkan pemain dunia. Salah satunya Djarum, dengan PB Djarum ya itu sudah 50 tahun dan sudah hasilkan atlet kelas dunia dan mengharumkan nama bangsa ini," katanya.
Dia menambahkan, semua pihak perlu tahu bahwa bulu tangkis menjadi satu-satunya cabang olah raga yang begitu eksis di tingkat dunia. Khusus Indonesia, cabang olahraga ini juga telah banyak melahirkan sejumlah atlet yang mengharumkan nama bangsa.
Oleh karena itu, dia berharap ada jalan keluar terkait polemik ini. Sebab menurutnya, penghentian proses audisi sangat merugikan.
"Saya lihat permasalahannya karena anak pakai kaus itu, ya sudah sementara enggak usah pakai itu. Mungkin untuk pembinaan anak-anak (tidak pakai) tapi kalau dipertandingan yang dewasa enggak masalah dong karena kan itu memang nama klub," jelas mantan gubernur DKI ini.
Dia berharap semua pihak bisa duduk bersama dan menemukan solusi untuk masalah ini. Dia juga memahami tugas masing-masing pihak dalam hal ini KPAI dan Djarum Foundation.
"Pasti ada jalan keluarnya. Kita tahu KPAI punya tugas untuk menyelamatkan anak-anak kita dari bahaya rokok, alkohol dll, oke kita paham. Mungkin bisa caranya dalam pembinaan tidak pakai kaus berlogo Djarum. Karena kalau sampai begitu (setop audisi) rugi sekali kita. Klub itu memang merekrut dari usia dini. Karena untuk cetak atlet kelas dunia itu gak bisa dari usia SMP. Sudah telat itu," sambungnya.
"Apa lagi Djarum dia yang paling besar, dan mereka bukan cuma biayai latihannya aja, sekolah nya juga mereka, kalau pertandingan ke luar negeri juga dia tanggung. Siapa nanti yang mau tanggung? Itukan nanti terhenti semua?" ucapnya.
Sebagai mantan Ketum PBSI, Sutiyoso juga siap bilamana diminta untuk memediasi semua pihak agar persoalan ini segera ada jalan keluar terbaik tanpa penghentian proses audisi.
"Siap lah, kenapa enggak demi bulu tangkis kita," tegas mantan Ketum PKPI ini.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Adakah Unsur Eksploitasi Anak dalam Audisi Bulutangkis PB Djarum? Klik disini
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024
Baca SelengkapnyaPertandingan partai final juga disaksikan Kas Koopsudnas Marsda TNI Donald Kasenda, Kapoksahli Marsma TNI Chandra Siahaan, para Asisten serta pejabat lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di tengah-tengah aktivitasnya, Kapolda DIY tiba-tiba diberhentikan sosok perwira berpangkat Iptu.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaSejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan diduga melibatkan dua perguruan silat kembali terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya