Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Susi Pudjiastuti Prihatin 22 Hari Kapten Philips Masih Disandera OPM

Susi Pudjiastuti Prihatin 22 Hari Kapten Philips Masih Disandera OPM Susi Pudjiastuti sampaikan keterangan terkait pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot. ©2023 Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti mengaku prihatin pilot Kapten Philips Mark Methrtens sudah 22 hari disandera OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka).

"Kita tetap berharap dan berdoa pilot kita bahwa akhirnya pilot kita Kapten Philip bisa dibebaskan tanpa syarat kalau bisa," ucap Susi dalam jumpa pers di Jakarta Timur, Rabu (1/3).

Susi berharap, Kapten Philips segera bebas usai disandera pada 7 Februari 2023 lalu atau terhitung telah 22 hari. Sebab, insiden ini merupakan suatu suatu kehilangan yang besar dan turut berdampak kepada Maskapai Susi Air dan masyarakat Papua.

"Sebuah kehilangan yang sangat besar tapi lebih, menurut saya adalah humanity, kemanusiaan, dan hak-hak masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya," ucap dia.

Terkhusus, Susi juga membantah soal rumor Kapten Philips yang membelot ke Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Nduga, Papua Pegunungan.

"Beredar rumor bahwa apa katanya, itu sangat tidak benar yang mengatakan bahwa Philips Marthin bersama dengan OPM atau apa, tidak ada," kata Susi.

Sebab, lanjut Susi, dia sangat mengenal Sosok Philips yang telah bekerja kurang lebih 10 tahun di maskapai Susi Air sejak 2012 hingga memiliki istri asal Pangandaran, Jawa Barat yang pernah bekerja di perusahaan Susi Air.

"Karena dia seorang bapak rumah tangga. Saya kenal pribadi dengan keluarga istrinya, Philips kerjasama saya dari tahun, hampir 10 tahun kan dia bekerja dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Kemudian keluar, kemudian kembali tahun 2020," ujar Susi.

70 Persen Penerbangan Susi Air Terganggu

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti mengaku kejadian penyanderaan kepada Kapten Philips Max oleh KKB di bandara di Nduga, Papua turut berimbas ke segala segala aspek. Salah satunya kerugian terhadap masyarakat Papua yang membuat sejumlah rute penerbangan Susi Air harus terganggu.

"Selebihnya saya sebagai founder dan pemilik Susi Air ingin meminta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah, dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini menjadi terganggu," tuturnya.

Dimana, lanjut Susi, saat ini sudah sekitar 70 persen dari total penerbangan pesawat Porter, Susi Air harus terhenti sekarang. Hal itu turut berimbas pada terganggunya mobilitas masyarakat hingga pengiriman logistik di sejumlah daerah Papua.

"Kalau porter terbang 1 hari 30-40 flight berarti sudah lebih dari 25 flight terhenti. Dan tentu itu mengganggu kegiatan dan supply logistik daripada masyarakat yang hidup di pegunungan-pegunungan," imbuh Susi.

Sekedar informasi, Pilot Philips adalah warga negara Selandia Baru yang disandera oleh KKB ketika di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Sampai sekarang TNI-Polri masih melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Philips.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KKB Klaim Bakal Bebaskan Pilot Susi Air, Kasad: Komunikasinya Tak Stabil, Kadang A Besoknya B

KKB Klaim Bakal Bebaskan Pilot Susi Air, Kasad: Komunikasinya Tak Stabil, Kadang A Besoknya B

TNI masih terus berupaya membebaskan Philips dengan mengendepankan upaya negosiasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pilot Susi Air Dimunculkan OPM, Bicara Dikawal Pasukan Bersenjata

VIDEO: Pilot Susi Air Dimunculkan OPM, Bicara Dikawal Pasukan Bersenjata

Kapten Philips dikelilingi pasukan OPM bersenjata lengkap berbicara di video berdurasi satu menit 43 detik

Baca Selengkapnya
Setahun Berlalu, Pilot Susi Air Masih Dalam Belenggu KKB

Setahun Berlalu, Pilot Susi Air Masih Dalam Belenggu KKB

Pemerintah bersama TNI dan Polri memilih mengedepankan negosiasi dalam membebarkan Pilot Susi Air agar tidak ada warga sipil yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Upaya Satgas Cartenz Bebaskan Pilot Susi Air yang Nyaris Satu Tahun Disandera KKB

Begini Upaya Satgas Cartenz Bebaskan Pilot Susi Air yang Nyaris Satu Tahun Disandera KKB

Semua pihak saat ini masih berupaya mencoba membebaskan Kapten Philip

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kondisi Terkini Pilot Susi Air Setahun Disandera KKB Papua, Minta Bantuan Obat Asma

VIDEO: Kondisi Terkini Pilot Susi Air Setahun Disandera KKB Papua, Minta Bantuan Obat Asma

Kapten Phillip mengatakan kondisinya yang baik-baik saja

Baca Selengkapnya
Kapolda Papua Sebut Ada Pihak Ketiga Manfaatkan Isu Penyanderaan Pilot Susi Air, Sengaja Hambat Negosiasi

Kapolda Papua Sebut Ada Pihak Ketiga Manfaatkan Isu Penyanderaan Pilot Susi Air, Sengaja Hambat Negosiasi

Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, hingga kini masih dalam sandera KKB. Penyanderaan sudah terjadi 7 Februari 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Jelang Berbuka Puasa Prajurit TNI Memperlihatkan Pos Penjagaan di Papua, Netizen Sebut 'Cantik Sekali Pemandangannya'

Jelang Berbuka Puasa Prajurit TNI Memperlihatkan Pos Penjagaan di Papua, Netizen Sebut 'Cantik Sekali Pemandangannya'

Momen ngabuburit prajurit TNI yang bertugas di Papua saat menunggu waktu berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
Nyaris Setahun Disandera KKB, Apa Kendala Pembebasan Pilot Susi Air?

Nyaris Setahun Disandera KKB, Apa Kendala Pembebasan Pilot Susi Air?

Satgas menyebut, saat ini Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge terus melakukan negosiasi dengan Egianus Kogoya.

Baca Selengkapnya
Sebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai

Sebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai

Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.

Baca Selengkapnya