Sultan: Masyarakat transmigran rawan kehilangan akar budayanya
Merdeka.com - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai salah satu resiko program transmigrasi yaitu masyarakat kehilangan akar budayanya. Hal tersebut disampaikan sultan ketika memberikan sambutan usai menandatangani MoU bidang ketransmigrasian antara Pemerintah DIY, Jawa Timur dan Kalimantan Utara, di kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Selasa (25/11).
Meski demikian, menurut dia resiko tersebut harus hadapi demi mencapai kesejahteraan masyarakat. "Kita paham bahwa selain untuk pemerataan, transmigrasi bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, namun konsekuensinya masyarakat akan kehilangan akar budayanya," katanya.
Di sisi lain dia melihat transformasi budaya memang diperlukan untuk menciptakan manusia masa depan yang menghargai perbedaan antar etnik kebudayaan. Selain itu dia memprediksi dalam kurun 100 tahun ke depan akan lahir generasi baru yang sudah tidak tahu lagi bahasa ibu.
"Itu konsekuensinya, karena itu perlu diperhatikan bagaimana program transmigrasi juga disesuaikan dengan kebudayaan transmigran. Misalnya orang diberi tanah dua hektare dan rumah, dan itu jaraknya berjauhan, orang jawa tidak bisa. Karena itu harus ada formulasinya," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Jamaluddin Malik, mengatakan pihaknya memberikan dukungan terhadap gagasan Sultan. Menurut dia saat ini pemerintah telah mendorong transmigrasi mandiri dengan bantuan menyediakan lahan produktif untuk industri dan lainnya.
"Seperti gagasan Pak Sultan, tidak perlu tanah luas, asalkan produktif di sektor lain juga menjadi pertimbangan, misalnya buka bengkel atau lainnya," ujarnya.
Kementerian pembangunan daerah tertinggal sendiri menurut Jamaluddin menargetkan 10.000 KK per tahun untuk bertransmigrasi. Target tersebut lebih tinggi dari sebelumnya hanya sekitar 3000 KK per tahun.
"Pemerintahan Pak Jokowi ingin ada transmigrasi 10.000 KK dalam setahun, ini langkah yang baik," ujarnya menegaskan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar
Hidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras
Baca SelengkapnyaPersiapan Debat Capres Ketiga, Ganjar: Jangan Bicara Muluk-Muluk Kalau Pekerja Migran Tak Diurus
Terkait pertahanan, Ganjar menyinggung soal alutsista dan kebutuhan dasar yang mesti terpernuhi.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Dalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hore! Pemerintah Tak Lagi Tahan Oleh-Oleh Pekerja Migran dari Luar Negeri
Pemerintah tak lagi tahan barang bawaan pekerja migran di bandara asalkan nilainya tidak lebih dari Rp24 juta setahun.
Baca SelengkapnyaGanjar Siapkan Program-Program Ini Atasi Ancaman Kekeringan saat Puncak Kemarau
Ganjar telah menggulirkan sejumlah program untuk mengatasi masalah krisis air masyarakat.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang MK, Menko Muhadjir Sebut Bansos Bukan Program Dadakan Jelang Pilpres 2024
Muhadjir mengklaim bantuan pangan itu merupakan program lama yakni 2023, bukan program dadakan awal 2024 atau jelang Pilpres.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaGanjar Harap Tak Ada Politisasi Pembagian Bansos saat Kampanye
Ganjar menegaskan tidak akan menghentikan program tersebut.
Baca Selengkapnya