Sudah tradisi orang parpol minta dijamu kalau pelesir ke luar negeri

Merdeka.com - Beredarnya surat minta fasilitas dari politikus Partai Hanura DPRD DKI Wahyu Dewanto Suripman yang bersama keluarganya akan berkunjung ke Australia memantik polemik. Surat berkop Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) berisi Wahyu yang mengaku kolega Menteri PAN RB yang juga politikus Hanura, Yuddy Chrisnandi agar diberi fasilitas akomodasi dan transportasi selama di Australia.
Tradisi mengistimewakan rekanan dari elite partai yang menjabat di pemerintahan sudah menjadi rahasia umum. Menurut Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan dulu seringkali pemanfaatan semacam ini terjadi dalam program ibadah haji. Menurutnya orang dekat lingkaran istana atau pejabat bisa mendapatkan servis yang istimewa.
"Sebenarnya kan praktik-praktik seperti ini banyak ditemukan," kata Ade saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (31/3).
Namun Ade berujar bahwa harus ada klarifikasi apakah benar pengistimewaan tersebut dilakukan oleh Kemen PAN-RB. Dia juga berharap segera ada kepastian apakah jenis kunjungan Wahyu ke Australia apakah tugas negara atau urusan pribadi.
"Kalau ternyata benar untuk kepentingan pribadi, saya kira ironis. Karena kementerian ini kan harusnya mengurus dan menyelesaikan masalah seperti ini. Ini kan tradisi lama di mana birokrasi atau penyelenggara negara menggunakan kewenangan, pengaruh, termasuk keluarga untuk kemudian menguntungkan diri sendiri," tuturnya.
Sebab seharusnya menurut Ade justru Kemen PAN-RB melawan upaya pemanfaatan kementerian untuk urusan personal semacam ini. Berupaya menjadi contoh bukan malah sebaliknya.
"Ini kan apa yang disebut sebagai patologi birokrasi harus diselesaikan oleh Kemen PAN-RB, bukan malah menjadi pelaku dalam artian dia sendiri mempraktikkan apa yang semestinya dia lawan. Dampak ini membuat delegitimasi institusi ini. Bisa saja orang tidak lagi percaya dengan upaya mereformasi birokrasi," ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Yuddy mengaku tidak pernah memerintahkan Sekretaris Kementerian PAN-RB, Dwi Wahyu Atmaji, untuk membuat surat itu. Meski begitu, dirinya tengah melakukan investigasi mengenai kebenaran beredarnya surat tersebut.
"Menpan tidak pernah tahu adanya Surat tersebut. Dan tidak pernah memerintahkan pemberian bantuan fasilitas seperti disebutkan Surat tersebut. Saya sedang menginvestigasi atas informasi atau arahan siapa surat itu dibuat," kata Yuddy dalam keterangannya kepada Merdeka.com.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?
Berikut adalah daftar gaji plus bonus yang didapatkan astronot di dunia.
Baca Selengkapnya


Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'
Alleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.
Baca Selengkapnya


Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari
Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.
Baca Selengkapnya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Pipa di Petamburan 4 Bocor, Suplai Air PAM ke 41 Wilayah Terganggu
PAM Jaya bakal mengirimkan air bersih dengan menggunakan truk tangki yang akan dibagikan secara gratis ke wilayah terdampak.
Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32, KPK Tetapkan 4 Tersangka Baru
Keempat tersangka baru ini langsung ditahan di Rutan KPK.
Baca Selengkapnya

Dirut PAM Jaya Ungkap Penyebab Krisis Air Bersih di Wilayah Jakarta
Sejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca Selengkapnya

Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung
Saat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.
Baca Selengkapnya

156 Bangunan Liar di Gang Royal Terindikasi Prostitusi Dibongkar Tanpa Relokasi
Penertiban dilakukan karena banyaknya bangunan di kawasan tersebut yang tidak memiliki izin
Baca Selengkapnya

Ramai Dipuji, Kafe Terbaru nan Unik di Jakarta ini Pekerjakan Para Lansia untuk Layani Pengunjung
Di Jakarta hadir sebuah kafe unik. Hampir seluruh karyawan yang bertugas sebagai pelayan adalah para lansia. Tak ayal jika tempat ini menuai ragam pujian.
Baca Selengkapnya

Kondisi Terbaru Kawasan Royal Sarang Prostitusi, Cafe Siapkan PSK Rata dengan Tanah
Pemerintah DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kawasan Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, usai menerima laporan adanya praktek prostitusi setiap harinya.
Baca Selengkapnya

Perluas Jangkauan, JakCard Kini Dapat Digunakan untuk Pembayaran Tiket LRT Jabodebek
Bank DKI akan terus mengembangkan aplikasi JakOne Mobile sebagai superapps dengan berbagai fitur.
Baca Selengkapnya