Sudah saatnya pasukan elit TNI ambil alih penangkapan Santoso
Merdeka.com - Sejak Polri menerapkan operasi camar maleo I sampai IV periode Januari 2015 - Januari 2016, gembong teroris paling dicari di Indonesia, Santoso alias Abu Wardah, tak kunjung tertangkap.
Operasi penangkapan kelompok Santoso pun berubah menjadi Tinombala di bawah komando Wakapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Pol Leo Bona Lubis. Operasi Tinombala dimulai 9 Januari sampai 9 Maret 2016 melibatkan sedikitnya 2.500 pasukan gabungan TNI-Polri. Masa operasi Tinombala diperpanjang hingga September 2016.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto ikut angkat bicara. Menurutnya, sudah saatnya TNI ambil alih operasi Tinombala dan menangkap kelompok Santoso.
Langkah ini sudah sesuai undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI. Di mana dalam pasal 7 ayat 2 mengamanatkan tugas operasi TNI selain perang yaitu mengatasi gerakan separatisme bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata dan mengatasi aksi terorisme.
"Kalau Santoso punya pengikut banyak maka penyelesaiannya boleh dengan operasi militer oleh TNI dengan turunkan pasukan elit," kata Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto saat berbicang dengan merdeka.com, Senin (28/3).
Menurutnya, jika pasukan elit TNI sudah turun tangan memburu kelompok Santoso, maka aparat kepolisian tak perlu ikut campur. Polri cukup memberikan informasi akurat perihal pergerakan kelompok Santoso, urusan eksekusi serahkan pada pasukan khusus TNI.
"Kalau Santoso itu benar-benar ada, menurut saya sudah saatnya TNI turun tangan," tegasnya.
Dorongan agar pasukan TNI mengambil alih perburuan terhadap kelompok Santoso juga sempat diutarakan Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa. Menurutnya, pengejaran Santoso dan kelompoknya seharusnya melalui operasi gabungan dengan melibatkan pasukan khusus TNI, bukan hanya mengandalkan Densus 88 Antiteror. Desmond menduga seolah ada pembiaran sehingga kelompok Santoso tak ditangkap.
"Kenapa Kopassus enggak dilibatkan dari dulu, kesannya kan seperti dipelihara," kata Desmond.
Dalam pandangannya, tidak heran jika kesan diperlihara muncul lantaran operasi perburuan Santoso ini sudah memakan waktu lebih dari satu tahun. Sehingga muncul isu Santoso sengaja tidak ditangkap dan menunggu momen yang pas.
"Seharusnya operasi gabungan dari dulu. Kalau hanya Densus 88 nanti mereka salah bunuh lagi. Kan sudah ada yang begitu, ada penolakan dari masyarakat sekarang atas Densus. Ada Denjaka segala macam. Kenapa itu tidak dilibatkan?," kata politisi Gerindra ini.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan tak menampik, melumpuhkan kelompok Santoso tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi peperangan dengan Kelompok Santoso dilakukan secara gerilya. Jebolan Kopassus ini meyakini, tentara Amerika pun tidak serta merta bisa melumpuhkan gerilyawan dalam waktu singkat.
"Perang gerilya tuh enggak kayak matematika. Seluruh dunia operasi antigerilya itu enam bulan selesai? enggak ada. Amerika secanggih apa, siapa juga enggak bisa cepet selesai. Israel canggih enggak selesai juga. Inggris tuh lihat enggak selesai juga," kata Luhut.
Untuk diketahui, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan nama Santoso ke dalam daftar Teroris Global. Santoso dikenal sebagai militan asal Indonesia yang pernah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Santoso alias Abu Wardah diyakini bersembunyi di hutan Sulawesi. Dia merupakan pemimpin dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok MIT juga masuk dalam daftar Teroris Global versi AS.
"Keputusan hari ini memberitahukan kepada warga AS dan komunitas Internasional bahwa Santoso terlibat aktif dalam terorisme," kata pernyataan Kemlu AS kemarin, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (23/3).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaIntip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik
“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujar Panglima TNI
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Silahturahmi dengan Pendeta Niko Njotorahardjo, Ganjar Dititipkan Pesan Khusus
Pendeta Niko Njotorahardjo yakni pentingnya seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga kerukunan dan kekompakan di tengah perbedaan yang muncul.
Baca SelengkapnyaPesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024
Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Letjen TNI Saleh Bangga Ketemu Prajurit Jalankan Operasi Khusus, Beri Pesan Penting
Jenderal TNI tersebut mengaku bangga dapat bertemu sembari memberi pesan mendalam ke prajurit yang telah menjalankan operasi khusus.
Baca SelengkapnyaCara Jenderal TNI Bintang 4 Antisipasi Serangan KKB Papua Saat Hari Pencoblosan Pemilu
Jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaPersonel Satgas Damai Cartenz Tembak Mati Anggota KKB, Begini Kronologinya
Baku tembak yang terjadi antara personel TNI Polri dengan KKB berakhir dengan tewasnya satu separatis
Baca SelengkapnyaAnggota TNI Bersenjata Disiram Air saat Melintas, Ternyata Punya Makna Mendalam
Berikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca Selengkapnya