Suara Hati Suporter Sepak Bola di Bali: Kenapa Harus Dijegal?
Merdeka.com - Para suporter sepak bola di Bali kecewa atas batalnya drawing Piala Dunia U-20 di Bali, dan juga Indonesia gagal menjadi tua rumah perhelatan Piala Dunia U-20.
Ahmad Bersih selaku Penasihat Brigade Suporter (Brigaz) Bali mengaku kesal dan kecewa atas batalnya perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia khususnya di Bali.
"Kalau secara pribadi kesal dan kecewa itu sudah pasti. Seperti yang dikatakan terakhir konferensi pers Presiden (Jokowi), kalau dibilang jangan berlarut kecewa iya benar juga. Tapi mau bilang apa, kita sebagai suporter Indonesia bagaimana pun perasaan kesal dan kecewa itu ada," kata Ahmad saat dihubungi, Jumat (31/3).
Hal yang tidak kalah menyakitkan adalah ketika keputusan FIFA itu berlangsung tidak lama dari jadwal drawing Piala U-20 yang hanya tinggal hitungan hari.
"Kenapa harus momennya saat kita sudah menyiapkan. Kita di Bali sudah menyiapkan segalanya, apalagi klub kami Bali United sampai sebagai musafir untuk memberikan peluang lebih besar untuk memperbaiki stadion yang dipakai. Bali United dikorbankan harus sebagai musafir di putaran kedua ini untuk menyukseskan Piala Dunia," imbuhnya.
Pihaknya juga tidak tega melihat para pemain Timnas U-20 menangis. "Pemain Timnas kita sampai nangis, sudah 99 persen mereka siap. Tinggal satu persen ke lapangan, kenapa harus dijegal," ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya juga berharap FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia. Karena kalau sampai ada sanksi kepada sepak bola Indonesia, dia menganggap bakal banyak yang menjadi korban.
"Harapan saya pemerintah kalau bisa (melobi FIFA) dan hanya membatalkan ini saja, tidak menambah sanksi berikutnya. Kasihan anak-anak muda kita yang bekerja di sepak bola, anak-anak muda kita tiga tahun lebih untuk berlatih meninggalkan keluarga, meninggalkan sekolah, meninggalkan semuanya untuk bisa berjuang di Piala Dunia, tiba-tiba mereka batal (bermain) gimana sakitnya," ungkapnya.
Dia berharap ke depannya pemerintah agar memberikan rasa kebahagiaan untuk para pemain sepak bola khususnya di Timnas Indonesia U-20.
"Biar bagaimana pun mereka sudah mengorbankan segalanya. Kami suporter hanya mengharapkan begitu saja. Bapak Jokowi sudah bilang jangan dicampuradukkan antara politik dan olahraga," ujarnya.
Terpisah, suporter Bali United dan sekaligus pecinta sepak bola di Bali, Baligun Yokohama mengatakan, bahwa selama menjadi suporter sepak bola di Bali baru kali ini sangat terpukul dan kecewa.
"Seumur hidup saya mendukung sepak bola, ini pukulan terberat selama menjadi suporter," ujarnya.
Dia menilai, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena dugaan adanya kepentingan politik pejabat di negeri ini.
"Kita membela bangsa lain tapi yang kita bela justru adem-adem saja. Kitanya yang kebakaran jenggot mau cari nama baik membela bangsa lain padahal kita menyakiti bangsa kita sendiri. Terutama nama baik bangsa, harga diri bangsa, kita dicemooh negara lain," ujarnya.
"Kita malu sebagai bangsa Indonesia dalam hal ini, tapi dalam hal lain kita masih bangga sebagai bangsa Indonesia. Tapi khusus dalam Piala Dunia, kita betul-betul kecewa," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa besok akan ada aksi orasi yang mungkin jumlahnya lebih besar dan menuntut tanggung jawab Gubernur Bali Waya Koster bukan hanya sekedar meminta maaf.
"(Berapa banyak suporter aksi) belum tahu, besok sampai selesai baru tahu," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia karena politik bukan karena tragedi di Kanjuruhan dan bukan karena Bali tidak siap.
"Ini politik, bukan karena Kanjuruhan. Bukan karena tidak siap, kita sudah siap. FiFA sudah sering ke sini cek lapangan dan di luar bali juga, kita sudah siap sekali. Kemarin juga saya ketemu Ketum PSSI Erick Thohir di Cafe Bali United, sudah menyambut antusias dan luar biasa nanti pagelaran Piala Dunia ada akan dibuka di Stadion Kapten I Wayan Dipta," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Pemain Sepak Bola Tersambar Petir di Stadion Siliwangi, Sepatu Terbakar dan Baju Robek
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTangis Tawa Perempuan Suporter Sepak Bola
Pengalaman jadi perempuan suporter sepak bola berkelindan dengan hal-hal seru, tapi juga dibersamai kejadian-kejadian tak mengenakkan.
Baca Selengkapnya100 Kata-Kata Suporter Bola, Penuh Semangat Meriahkan Suasana
Suporter bola memiliki peran penting dalam menyemangati tim kesayangan mereka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menlu Retno Sebut Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia
Sepak terjang Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 layak mendapatkan apresiasi.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI di Bali Diserang Lemparan Batu Oleh Sekelompok Orang di Lapangan Futsal, Ini Cerita Lengkapnya
Lemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPotret Kompetisi Sepak Bola Pertama Indonesia 91 Tahun Silam, Digelar di Alun-alun Kota Solo untuk Menentang Belanda
Saat itu hanya tiga klub sepak bola yang bertanding
Baca SelengkapnyaAwalnya Fans Kini Lawan Tanding Futsal, Kisah Pria Bertemu Sang Idola Ini Curi Perhatian
Rifki mengungkapkan rasa syukurnya karena impian bertemu dan bertanding dengan idolanya terwujud.
Baca SelengkapnyaRekam Jejak PSP Padang, Pemainnya Banyak Direkrut Timnas hingga Sering Melawan Klub Eropa
Salah satu klub sepak bola yang usianya sudah tidak muda lagi ini sempat melahirkan pemain-pemain lokal andalan Timnas Indonesia tahun 1950-an.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Bangun Lapangan Sepak Bola dengan Standar Baik di Seluruh Indonesia
TKN Prabowo Gibran menjamin bakal memajukan olahraga terutama sepak bola ke kancah dunia.
Baca Selengkapnya