Stunting dan Pernikahan Dini di Solo Tinggi, Gibran: Kita Tindaklanjuti, Tenang Saja
Merdeka.com - Angka kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak balita di Kota Solo tergolong masih tinggi. Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Solo menyebutkan, tahun 2022 ada 788 atau 3,1 persen kasus stunting. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak menampik data tersebut.
"Stunting saat ini masih banyak, nanti kita tindaklanjuti, tenang saja," ujar Gibran di Solo Techno Park, Senin (6/3).
Gibran mengakui, kondisi tersebut juga mempengaruhi Solo untuk mendapat predikat kota layak anak (KLA) atau kota ramah anak. Untuk itu, dia berkomitmen agar Solo bebas stunting.
"Sing penting stuntinge isoh nol (yang penting kasus stuntingnya nol)," katanya.
Selain kasus stunting, Gibran juga menyoroti masih banyaknya kasus pernikahan anak di bawah umur di Kota Bengawan. Seperti diketahui, menurut studi WHO di Indonesia, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab masalah stunting.
"Pernikahan dini juga dikurangi, sudah itu saja. Tapi aku yo wis komitmen (saya sudah berkomitmen)," tandasnya.
Kepala DP3AP2KB Solo, Purwanti menyampaikan, selain stunting, pekerjaan rumah Pemerintah Kota Solo lainnya agar meraih predikat KLA adalah masalah pernikahan dini. Saat ini, menurutnya, ada sekitar 102 kasus pernikahan usia anak di Solo.
"Pernikahan dini kita masih menjadi PR (pekerjaan rumah). Di lima kecamatan ini semua ada kasus," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, ada beberapa kelurahan yang bebas dari kasus pernikahan dini. Bukan hanya menjadi tugas Pemkot Solo, menurutnya, Kementerian Agama dan Pengadilan Agama juga memiliki peran tak kalah penting.
"Apa yang sudah ada ini menjadi PR kita semua. Baik Kemenag, Pengadilan Agama harus mengupayakan bagaimana mencegah mereka tidak mengajukan pernikahan pada usia anak," tandas Purwanti.
"Pemerintah harus terus melakukan upaya untuk mencegah kasus stunting dan pernikahan dini dengan memaksimalkan fungsi keluarga," sambungnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sentil Kerja Gibran usai jadi Cawapres, PKS Sebut Stunting di Solo Belum Beres
Menurut Sugeng, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Gibran di Solo.
Baca SelengkapnyaSapa Ratusan Ibu Hamil di Depok, Gibran Punya Cita-Cita Indonesia Bebas Anak Stunting
Gibran menyapa ratusan ibu hamil di Depok, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTiga Tahun Pimpin Solo, Gibran Akui Banyak PR yang Belum Diselesaikan
“Ya masih banyak yang perlu diselesaikan. Ya pembangunan pembangunan fisik, tapi kebanyakan sudah selesai di tahun ini,” ujar Gibran
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gibran Serang Balik: Pak Mahfud dan Pak Muhaimin Kurang Paham
Dalam pemaparannya, Gibran bicara tentang masalah sanitasi air di daerah. Termasuk banyaknya angka bayi stunting.
Baca SelengkapnyaMomen Seru Atikoh Ganjar Berbagi Cerita Penanganan Stunting hingga Beri Telur ke Ibu Hamil di Bantul
Pembagian telur itu dilakukan usai Atikoh berdialog dengan ibu-ibu pengajian dan wanita hamil dari Kecamatan Banguntapan, Bantul.
Baca SelengkapnyaMengenal Beda Stunting dan Gizi Buruk Sempat jadi Perdebatan saat Masa Kampanye
Tentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca SelengkapnyaBeredar Nama-Nama Calon Penggati Gibran di Solo, Ini Daftarnya
Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi munculnya nama nama tersebut.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang, Gibran Kembali Bekerja sebagai Wali Kota Solo
Memasuki hari kedua masa tenang menjelang Pilpres 2024, Cawapres Gibran Rakabuming Raka kembali menjalani aktivitas sebagai Wali Kota Solo.
Baca SelengkapnyaTak Penuhi Panggilan Bawaslu, Gibran Pilih Ngantor
Gibran Rakabuming Raka tidak memenuhi panggilan Bawaslu terkait
Baca Selengkapnya