Bersikap Kritis, 'Senjata' Anak Muda Antisipasi Perekrutan Teroris
Merdeka.com - Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah mengingatkan kaum muda agar dapat mengantisipasi perkembangan perekrutan teroris era sekarang.
Muhammad Syauqillah menyampaikan hal itu dalam acara BKN Pusat PDI Perjuangan bertema Terorisme Bukan Ajaran Agama.
"Saat ini, metode yang digunakan bukan saja offline, melainkan juga online, jadi senjata anak muda untuk menghadapi itu adalah kritis setiap menerima informasi dari media apa pun itu," katanya di Jakarta, Sabtu (8/5). Seperti dilansir Antara.
Ia berpesan bahwa terorisme bukan ajaran agama mana pun, bahkan dalam Islam aksi teror sangat bertentangan dengan inti ajarannya yang mengedepankan penjagaan terhadap kehidupan.
Begitu pula dengan pengertian jihad, menurut dia, masih banyak pihak menyalahartikan dan mengaitkan dengan aksi teror.
"Tidak bisa dipungkiri juga memang pelaku teror itu rata-rata berbasis latar belakang keagamaan. Kalau di Indonesia, misalnya mayoritas beragama Islam, di India dan Myanmar itu Hindu dan Buddha," katanya.
Jika melihat ke negara-negara lain, kata Muhammad Syauqillah, sebenarnya terorisme itu tidak dimonopoli atau milik dari agama-agama tertentu.
“Ada misalnya terorisme berbasis supremasi kulit putih, seperti yang baru-baru ini kita lihat di Amerika," kata dia.
Ada juga teroris yang berbasis etnonasionalism, seperti PKK yang ada di Kurdi, Suriah, atau Turki.
"Ada pula yang terkait dengan gerakan right wing atau left wing seperti yang terjadi di Amerika Latin atau negara-negara lain," ucapnya.
Fokus di Indonesia, lanjut Syauqillah, terkait dengan aksi teror itu berdasarkan latar belakang agama yang keliru. Banyak pihak yang menafsirkan ayat-ayat tentang perang yang itu kemudian tidak kontekstual.
Ia berpendapat bahwa konteks Indonesia sekarang merupakan negara yang darusalam atau damai bukan yang dalam keadaan perang. Namun, ternyata masih ada kelompok-kelompok seperti takviri dan salafi jihadi yang mengembangkan narasi-narasi perang di Indonesia.
Terkait dengan jihad, kata dia, banyak ditafsirkan secara keliru, seolah berperang itu jihad. Padahal, arti jihad itu sungguh-sungguh.
"Jadi, kalau konteks Indonesia yang damai ini bukan perang bentuk jihadnya, melainkan sungguh-sungguh menjaga kedamaian, bekerja, dan sungguh-sungguh menolong terhadap sesama, itu jihad," kata Syauqillah.
Ia lantas menekankan bahwa teror bukanlah jihad, apalagi merujuk ajaran agama Islam memiliki inti menjaga kehidupan, sedangkan membunuh satu orang berarti membunuh kehidupan, atau membunuh umat manusia.
"Jadi, melakukan teror yang membunuh orang jelas menyalahi inti dari ajaran agama," ujar Syauqillah.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaTragis! Ibu Muda Nekat Ajak Anak Tenggak Racun Tikus Usai Diancam Cerai, Berujung Balitanya Tewas
Pada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca SelengkapnyaKelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu
Melihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaPria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram
Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaKapolri Wanti-Wanti Anak Buah Cegah Gangguan Keamanan Selama Ramadan
Jenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaJangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnya