Stok Alat Tes Covid-19 di Jabar Menipis dan Tingkat Keterisian RS Lebihi Batas Aman
Merdeka.com - Ketersediaan alat tes Covid-19 di Jawa Barat yang menipis berpengaruh pada realisasi pengetesan mingguan. Di sisi lain, jumlah ketersediaan kamar di rumah sakit sudah melebihi ambang batas aman standar World Health Organization (WHO).
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, total pengetesan rapid test dan swab test sudah mencapai 700 ribu kali semenjak pandemi Covid-19 terjadi. Pemprov Jabar menargetkan pengetesan dilakukan sebanyak 50 ribu setiap pekan.
"Tetapi akhir-akhir ini memang kita tidak sesuai target, biasanya per minggu 50 ribu (pengetesan) sekarang baru 36 ribu lebih, karena situasi dan kondisi termasuk (alat) PCR ini (stoknya) menipis," kata Uu di Mapolda Jabar, Senin (30/11).
Di samping itu, tingkat keterisian rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jabar sudah melebihi ambang batas aman. Namun ia menyebut presentase itu merupakan akumulasi dari berbagai wilayah.
Artinya, tidak semua rumah sakit tingkat keterisiannya penuh secara merata. Meski demikian, penyebaran virus masih berada di kategori terkendali dengan angka 0,72.
"Sekarang sudah 75 persen. Sebenarnya ini juga sudah di ambang batas sekarang 65. Tapi ini didominasi di wilayah Bodebek. kalau wilayah lain ini relatif aman, tapi dari jumlah itu kan diakumulasikan di Jabar," kata dia.
Ekonomi Jatuh karena PSBB
Dalam kesempatan itu, ia menyebut perekonomian di Jabar meski masih minus namun sudah mulai bergerak hingga mencatat pertumbuhan 2 persen. "Sebelum Covid-19 ini pertumbuhan ekonomi di Jabar 5,8 persen melebihi nasional, tapi setelah pandemi minus 5 lebih," kata dia.
Uu menyebut penurunan perekonomian ini lebih banyak disebabkan oleh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat tanpa pelonggaran. Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat agar pemerintah tidak lagi menggunakan kebijakan yang sama seperti awal pandemi terjadi.
"Jadi sekarang pengangguran di Jabar naik 30 persen. Beberapa daerah yang banyak pengangguran situasi ini adalah Kota Cimahi, Kota Depok, dan Bogor, ini mungkin karena ekonominya di sana menurun sehingga ada yang melakukan PHK," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Macet Imbas Monas Week, Kereta Api Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara
Pengaturan pola operasional khusus ini diharapkan dapat membantu pelanggan terhindar dari risiko kemacetan akibat pengalihan arus lalin menuju Stasiun Gambir.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaIstighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio
Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya